Jasa Akuntansi Bandung

Jasa Akuntansi dan Pembuatan Laporan Keuangan HANYA Rp. 1 Juta.

Jasa Key Performance Indicators

Prinsip SMART : Bersifat Unik, Terukur, Akurat, Dapat Dipercaya dan Berbatas Waktu.

Jasa Analisa Data

Jasa Pengolahan Data Sehingga Menjadi Informasi Tepat Guna.

Friday, December 11, 2015

Orang Jepang Ini Raup Rp 13 Triliun Berkat Jualan Resep Online

Pernah mencicipi makanan Jepang? Bisa jadi resepnya berasal dari Akimitsu Sano. Pria asal negeri matahari terbit ini punya situs berbagi resep masakan yang diakses oleh 58,8 juta pengguna.

Ada 2,1 juta resep di situs bernama Cookpad.com itu, mulai dari resep tradisional Jepang hingga masakan barat seperti Bolognese pasta dan cheesecake.

Seperti dikutip dari Forbes, Jumat (11/12/2015), dalam tujuh tahun terakhir, Cookpad sudah menambah penggunanya hingga 12 kali lipat sehingga menjadi situs ke-55 paling sering dibuka di Jepang. Penggunanya kebanyak wanita Jepang berumur 20-30 tahun.

Sano, yang mendirikan perusahaan ini pada 1997, menggelar initial public offering (IPO) di 2009 lalu. Omzetnya melonjak 80% menjadi US$ 65 juta tahun lalu, dengan laba US$ 19 juta.

Sahamnya terus menanjak, dalam sebulan sudah naik 20%. Sano yang punya 44% saham di perusahaannya itu kini sahamnya bernilai US$ 1 miliar (Rp 13 triliun).

Pria berumur 42 itu jarang mau berbicara kepada media maupun di hadapan publik. Tidak banyak info yang bisa didapat tentang dia, kecuali dia adalah lulusan Universitas Keio sebelumnya berkarir di Cookpad.

Thursday, November 12, 2015

Kisah Alibaba Cetak Penjualan Rp6,8 Triliun dalam 90 Menit

\Kisah Alibaba Cetak Penjualan Rp6,8 Triliun dalam 90 Menit\

Alibaba berhasil menjual berbagai produk dalam 90 menit senilai USD5 miliar atau Rp6,8 triliun (kurs Rp13.595 per USD). Hasil ini diperoleh dalam program diskon tahunan yang diselenggarakan di China.
Menurut CEO Alibaba Group Daniel Zhang, aksi belanja maraton selama 24 jam pada tanggal 11/11 akan memberikan pengalaman belanja yang menarik bagi masyarakat.
Seperti dilansir dari Forbes, Kamis (12/11/2015), menjelang tengah malam, 130 juta pengguna aplikasi Taobao telah mengakses laman ini. Jumlah ini meningkat apabila dibandingkan dengan festival belanja pada tahun lalu. Pengguna aplikasi mobile memainkan peran penting dalam bisnis belanja online Alibaba yang merupakan pesaing dari JD.com.

Saturday, October 31, 2015

Mulai Bisnis Dari Garasi, Pendiri Kalbe Farma Jadi Orang Terkaya No.7 di RI

Mulai Bisnis Dari Garasi, Pendiri Kalbe Farma Jadi Orang Terkaya No.7 di RI 
Boenjamin Setiawan, memulai bisnis dari sebuah garasi yang dijadikannya pabrik salep obat panu. Sekarang perusahaan yang didirikan Boenjamin adalah perusahaan besar, yakni PT Kalbe Farma Tbk.

Kalbe didirikan Boenjamin pada 1966 dan sekarang sudah dikenal oleh masyarakat banyak. Pria kelahiran 1943 yang juga seorang dokter ini, tidak pernah berpikir bakal mendirikan perusahaan yang saat ini berskala besar, dan menjadikannya orang terkaya nomor 7 di Indonesia versi Forbes.

Boenjamin bercerita soal awal mula bisnisnya dimulai, ketika ia kembali dari Amerika Serikat (AS), usai menyelesaikan pendidikan dokternya pada tahun 1961.

"Tahun 1961 saya kembali dari sekolah di AS. Saya datangi pengusaha farmasi sukses yaitu Wim Kalona pemilik PT Dupa. Pada masa itu minta dana Rp 30 juta untuk penelitian jamu-jamuan obat kencing manis dan tekanan darah. Pak Win bilang, kalau saya lakukan penelitian ya harus dirikan industri farmasi. Jadi tidak pernah sengaja mimpi bikin perusahaan farmasi," ungkap Boenjamin, dalam acara Tanoto Entrepreneurship Series, yang digelar Tanoto Foundation, di Auditorium Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Tuesday, October 20, 2015

Cuan dari supermarket penyedia jasa

Masyarakat modern di perkotaan kini makin dimanjakan dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan perusahaan startup dalam beraktivitas. Salah satunya: Monolia yang menjembatani penyedia jasa dengan konsumen. Ada sekitar 50 jasa yang ditawarkan aplikasi ini.  
Pada zaman serba canggih lewat perkembangan dunia digital dan internet seperti sekarang membuat aktivitas masyarakat makin mudah. Mulai dari urusan transportasi, urusan perut, bersih-bersih, perbaikan perabotan rumah tangga, hingga jasa sewa mobil sekarang bisa diselesaikan hanya dengan sentuhan jari di ponsel.
Masyarakat khususnya di perkotaan kini sudah tidak perlu lagi pusing mencari segala kebutuhan sehari-hari karena semua dengan mudah bisa didapatkan lewat aplikasi ponsel yang kini tengah merebak.

Salah satunya adalah Monolia. David Halim, Theodora Prasetio, dan Herdi Sularko adalah orang-orang dibalik layanan yang menjadi tempat penghubung antara konsumen dengan berbagai penyedia jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat modern tersebut.

Friday, July 10, 2015

Balik Nama Sertifikat Tanpa Akta PPAT

PENDAFTARAN peralihan hak sertifikat atau yang lebih dikenal dengan istilah balik nama haruslah berdasarkan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Akta PPAT tersebut bisa berupa Akta Jual Beli (AJB), Akta Tukar Menukar, Akta Hibah, Akta Pembagian Hak Bersama (APHB) dan Akta Pemasukan Dalam Perseroan (inbreng). Proses balik nama dilakukan di Kantor Pertanahan yang ada di masing-masing Daerah Tingkat II atau tiap-tiap kabupaten/kota madya.
Persyaratan untuk pembuatan akta-akta tersebut sudah diatur dalam peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendaftaran tanah, baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (Perkaban) atau bisa juga aturan berupa Surat Edaran Kepala BPN.

Persyaratan-persyaratan tersebut bisa dikerucutkan menjadi dua saja yaitu persyaratan subjek dan objek. Subjek berupa pemegang haknya, baik berupa orang pribadi atau badan hukum yang diwakili oleh identitas pemilik berupa Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga jika pemegang haknya berupa perorangan dan akta-akta perseroan jika pemegang haknya berupa Perseroan Terbatas. Sedangkan objeknya berupa benda tidak bergerak yang diwakili oleh bukti legalitas yang lazim disebut sertifikat tanah dan bangunan, Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) dan aspek legalitas lain yang melekat pada objek.

Friday, June 26, 2015

Blogger yang Hasilkan Rp197 Juta Sekali Posting

\Blogger yang Hasilkan Rp197 Juta Sekali Posting\ 
Danielle Bernstein adalah sosok di balik blog lifestyle, We Wore What. Dia menghasilkan sedikitnya USD15 ribu atau Rp197,8 juta (kurs Rp13.186 per USD) dari satu posting di instagram.
Uang tersebut datang dari brand yang menginginkan produknya dipromosikan kepada 992 ribu orang yang follow Bernstein di aplikasi jejaring sosial tersebut. Demikian dilansir dari Business Insider.

Layaknya blogger fashion lainnya, Bernstein rutin mem-posting snapshot dari aksesoris atau busana yang dikenakannya. Tentu saja dilengkapi dengan informasi bagaimana membeli produk tersebut.
Yang mungkin tidak disadari oleh para follower-nya adalah, banyak dari posting Bernstein merupakan hasil negosiasinya dengan brand fashion yang tidak menginginkan adanya brand kompetitor dalam postingan tersebut.

Friday, May 15, 2015

Dari 'Kata-kata', Pria Ini Bisa Raup 200 Juta/Bulan

Berawal dari kreativitas dan keberanian, bisnis bisa tumbuh dan berkembang, apalagi dibantu oleh media promosi seperti internet. Misalnya bisnis lukisan kata-kata yang diukir di kayu, karya Roy Christian terbukti berhasil menyasar pasar dunia.

Mengawali bisnis souvenir di Bali, Roy melakukan berbagai inovasi karya hingga lahirlah produk lukisan kata-kata atau vintage. Produk lukisan kata-kata hasil karya Roy ditujukan untuk pasar ekspor, terutama sebelum krisis Eropa.

"Kita ekspor Eropa, Jerman, Italia, Afrika, Korsel sama AS. Semua vintage. Bahkan sebelum krisis Eropa, pasar kita 100% ekspor," kata Roy kepada detikFinance pekan lalu di sela-sela acara pameran Inacraft.

Lewat sentuhan karya seni dan kreativitas, Roy menyulap hal sederhana menjadi produk kesenian tangan bernilai ekonomi tinggi. Produk yang dibuat dan dirancang di Bali tersebut dibandrol mulai harga Rp 20.000 sampai Rp 2.000.000 per item.

Berkat ketekunan, keberanian dan kreativitas, bisnis lukisan kata-kata dengan merek dagang 'Baliluna' ini mampu meraup omzet rata-rata Rp 200 juta per bulan.

Tuesday, May 5, 2015

Aditya meraup berkah dari tas warna-warni

Passion bisa memicu seseorang untuk lebih maju. Semangat untuk menjadi seorang entrepreneur inilah yang tertanam dalam diri Aditya Rahman sejak belia. Dia terinspirasi sang nenek yang memiliki butik di rumahnya. Sejak saat itu, dia pun menyimpan mimpi untuk punya usaha sendiri, dengan merek yang dikenal banyak orang.

Kini, Adit berhasil mewujudkan mimpinya menjadi pengusaha. Dia adalah empunya Niion, sebuah merek tas berbahan nilon dengan warna-warna terang. Selain tas, arsitek lulusan Universitas Parahyangan ini juga mengembangkan bisnis wedding conceptor, desain interior dan busana muslim. Omzet ratusan rupiah pun mengalir ke kantongnya saban bulan.

Lantaran ingin terjun ke dunia usaha, Adit memutuskan keluar dari pekerjaannya pada 2012 silam. Saat itu, dia bekerja sebagai desainer interior di Singapura. Tapi, “Saya tak ingin terus menerus bekerja, mengerjakan sesuatu yang diminta, karena saya punya mimpi punya merek sendiri yang terkenal,” kenang dia.

Saat di Singapura, dia mencium peluang untuk membuat tas bermodel simpel, seperti yang banyak dipakai masyarakat di sana ketika bepergian.  “Saya berpikir orang Indonesia juga pasti suka menggunakan tote bag simpel seperti kebiasaan orang Singapura. Apalagi di sini belum belum ada produk seperti itu,” kata Adit. Dia pun segera menetapkan langkah dan mematangkan rencana.

Belajar dari pengalamannya yang pernah gagal saat menjalankan bisnis penyewaan Play-station semasa kuliah, Adit merekrut orang tiga mitra profesional. “Sebelumnya, saya memang sudah menjanjikan ke mereka untuk bergabung ketika saya membangun usaha sendiri. Mereka saya pilih karena sudah terlebih dulu menerjuni bidang mode,” jelas Adit.

Bukan sekadar memenuhi janji, dengan menggandeng partner yang berpengalaman di bidangnya, pria yang tahun ini berusia 30 tahun ini ingin segera berlari kencang. “Saya ingin produk Niion cepat naik ke pasar, dengan banyak otak sejak awal pasti akan lebih baik hasilnya,” kata Adit.

Punya banyak bisnis
Dengan modal Rp 20 juta, hasil tabungannya selama bekerja, Adit mulai merintis bisnis tas sejak akhir 2012. Waktu itu, dia masih bekerja di Singapura. Baru pada 5 Maret 2013, setelah kembali ke Bandung, kota asalnya, Adit secara resmi meluncurkan Niion.

Awalnya, dia memasarkan tas warna neon ini terbatas pada rekan-rekan kuliah di ITB. Waktu itu, Adit sedang mengambil gelar MBA di ITB. “Kebetulan, kampus sering mengadakan kurasi, jadi saya jual di situ, Semua sold out, bahkan dari situ kami menerima pre-order pertama,” tutur Adit. Dari sinilah, Adit berkeyakinan, produknya akan mendapat respons baik di pasar.

Thursday, April 30, 2015

Mencetak fulus dari kemasan makanan

Seiring pesatnya pertumbuhan usaha kuliner, permintaan kemasan makanan terus mengalir. Prospeknya pun masih cerah pada tahun-tahun mendatang. Kalau tertarik,  Anda kudu bermodal gede untuk membangun pabrik.

Kemasan menjadi unsur penting dalam sebuah produk. Pembungkus yang cantik dan unik, bisa mempengaruhi konsumen untuh menjatuhkan pilihan pada sebuah produk. Nilai jual pun bisa terdongkrak berkat kemasan.

Tak terkecuali pada produk kuliner. Bukan cuma sebagai pembungkus, kemasan bisa mengangkat citra sebuah produk kuliner. Sebab, pada kemasan, produsen bisa mencantumkan berbagai informasi, bahkan menjadi salah satu media promosi yang efektif.

Perkembangan usaha kuliner ikut membawa berkah bagi produsen kemasan, khususnya kemasan makanan. Apalagi, saat ini, makin banyak orang peduli akan gaya hidup sehat. Mereka pun menginginkan kemasan yang tak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Kemasan kertas pun banyak dipakai oleh pengusaha kuliner, terutama mereka yang menyajikan jenis masakan siap saji.

Melihat potensi yang cukup besar pada usaha ini, Stanliy Hardjo menerima ajakan menjadi produsen kemasan. Sebelumnya, pria 42 tahun ini memang bekerja di perusahaan percetakan yang memproduksi kemasan. "Setelah sang owner melihat kemampuan saya, dia menawari saya untuk membuka usaha sendiri dan mengizinkan saya untuk membawa klien di perusahaan lama," kenang Stanliy.

Sunday, March 1, 2015

Mencetak laba dari kreasi papergoods

Mencetak laba dari kreasi papergoods
Kreasi desain dan warna yang diaplikasikan dalam sebuah kertas sehingga membentuk sebuah hasil karya yang kreatif bisa menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Apalagi jika dijalankan dengan serius, kegiatan yang sarat kreativitas ini mampu mencetak pundi-pundi uang yang tidak sedikit.

Tidak hanya sebatas surat undangan, dengan berbagai inovasi, desain di media kertas ini bisa pula diaplikasi menjadi berbagai barang seperti tas kertas (paper bag), tempat perhiasan, wadah untuk kado, alas piring, amplop dan masih banyak lagi. Produk-produk ini populer disebut papergoods. Lantaran peminatnya makin berkembang dari waktu ke waktu, pengusaha papergoods pun marak bermunculan.

Daya tarik dari jasa ini adalah eksklusivitas produk yang dihasilkan. Ini menjadi ceruk pasar bagi konsumen yang menginginkan produk yang lebih personal serta tidak pasaran. Oleh sebab itu, bisnis ini identik dengan kebutuhan untuk suvenir pernikahan, ulang tahun, atau momen spesial lainnya yang ingin dikenang.

Leony Zefanya, pemilik usaha papergoods lewat situs usaha petitprint.net di Jakarta, mengatakan, bisnis ini cukup prospektif karena banyak orang yang mencari kartu undangan atau barang-barang yang berbentuk unik. Sebab ini bisa memberi kepuasan tersendiri bagi pelanggan.

Friday, January 16, 2015

Akses internet mudah, bimbel online berkibar

Seiring dengan kemajuan zaman, kebutuhan akan pendidikan kian meningkat. Sebagian orang pun melihat hal ini sebagai peluang usaha nan menggiurkan. Apalagi saat ini, standar kelulusan siswa semakin bertambah.
Salah satu peluang yang masih potensial digarap adalah  bisnis bimbingan belajar (bimbel). Yang berkembang tak hanya bimbel yang mengharuskan si guru dan murid langsung bertatap muka, tetapi juga bimbel yang online.

Salah satu orang yang menggeluti usaha ini ialah Sabda PS, Founder Zenius Education. Pria berusia 35 tahun ini sangat concern terhadap dunia pendidikan sejak kuliah di Teknik Informatika ITB. Bersama Medy Suharta, Sabda mendirikan Zenius Education pada 2004.

Saat itu bimbel Zenius masih berjalan secara konvensional. Baru pada 2008, Sabda mendirikan bimbel online Zenius Net. Respon masyarakat cukup bagus. Makanya, hingga tahun lalu, situs www.zenius.net punya lebih dari empat juta visitor. Targetnya, tahun ini, pengunjung situs ini bertambah 2,5 kali lipat.
Mereka yang ingin bergabung di bimbel online Zeneus Net, bisa mendaftar secara gratis. Namun, konten yang bisa dipelajari terbatas. Jika ingin menjadi anggota premium, pengguna harus mendapatkan voucher yang bisa dibeli di Indomart.

Saturday, January 10, 2015

Andalkan keunikan handphone organizer

Telepon genggam (handphone) sudah menjadi kebutuhan pokok di negeri ini. Tak heran, penjualan perangkat ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, kini, seseorang bisa memiliki lebih dari satu handphone untuk mendukung berbagai kegiatannya.
Larisnya penjualan handphone tentu melahirkan banyak peluang. Salah satu celah bisnis yang muncul adalah menjadi produsen tas atau handphone organizer (HPO). Permintaan tas khusus handphone ini muncul seiring riuhnya penjualan smartphone di negeri ini.

Salah satu produsen HPO adalah Edwin Maidhanie. Bersama istrinya, Ika Yustika, pria asal Bandung ini mulai membuat HPO sejak 2008. Sebelumnya, mereka adalah produsen tas sekolah dan tas punggung dengan merek Maika Etnik.
Edwin mengembangkan produk HPO lantaran melihat adanya  kebutuhan konsumen akan tas khusus untuk handphone. Model smartphone baru, yang memiliki layar lebar, menuntut media penyimpanan yang aman dan terpisah antara satu barang dan barang lainnya. Tas bersekat pun menjadi solusi.

Lantas, Edwin dan Yustika belajar membuat HPO.  Tingkat kesulitan tas jenis ini cukup tinggi karena ukuran yang mini namun banyak sekat. Selain menyimpan handphone, HPO juga menyediakan sekat untuk kartu dan uang.
Kini, dalam sebulan Maika bisa membuat 10.000 unit. Banderol harga jual di tingkat eceran berkisar Rp 95.000–Rp 120.000. “Yang membedakan harga adalah tingkat kesulitan pembuatan, desain, dan materi bahan,” terang Edwin.