Internet menawarkan banyak peluang bagi mereka yang jeli. Celah baru
bisa terbentuk dari hasil memadukan keunggulan yang ditawarkan internet
dengan bisnis konvensional yang sudah ada. Jurus semacam itu yang
dilakukan Cynthia Tenggara saat merilis usaha katering online.
Bisnis ini bisa dibilang perpaduan antara katering konvensional
dengan jasa layan-antar makanan. “Dikombinasikan dengan layanan online
menjadi bisnis yang menjanjikan,” tutur Cynthia yang terpikir untuk
berbisnis karena kerap bosan dengan menu katering di kantor tempat
kerjanya.
Cynthia pun mendirikan katering online melalui situs
www.berrykitchen.com pada Oktober 2012. Saat mengawali usahanya, Cynthia
merogoh kocek kurang dari Rp 200 juta untuk modal awal. Setelah dua
tahun berjalan usahanya, modal awal itu belum kembali karena saat ini
fokus Cynthia adalah menumbuhkan Berrykitchen dengan agresif.
Ia menilai usaha ini prospektif karena dunia perdagangan online di Indonesia sedang tumbuh cepat. Prospek katering online menjadi kian menggoda karena jumlah penduduk Indonesia yang besar plus pasar kuliner tidak pernah sepi.
Langkah pertama Cynthia di bisnis ini adalah membangun sistem online
yang memadai hingga memudahkan calon pelanggan memesan makan siangnya.
Setelah ujicoba sistem selama empat bulan, akhirnya situs katering
www.berrykitchen.com resmi meluncur.
Semula Cynthia hanya dibantu dua karyawan. Masing-masing bertugas di
dapur dan di bagian administrasi. Kini, setelah usahanya berjalan dua
tahun, Cynthia mempekerjakan 20 orang. Perinciannya, 10 orang di dapur
dan 10 orang di bagian administrasi. Sedang tenaga pengiriman ada 15
orang berstatus karyawan lepas.
Agar pelanggan tak cepat bosan, Berrykitchen menyediakan 15 varian
menu setiap harinya. Pelanggan bisa memilih menu yang sesuai dengan
seleranya. Kebebasan memilih menu ini yang dijadikan unggulan
Berrykitchen.com untuk bersaing dengan katering lain.
Nah, sistem pemesanan yang diterapkan Berrykitchen.com adalah
pelanggan memesan menu sehari sebelum pengiriman. Pemesanan bisa
dilakukan hingga pukul 15.00 WIB. Pembatasan hingga pukul 15.00 WIB ini
dimaksudkan agar chef kitchen bisa memperkirakan esok hari perlu memasak
berapa varian menu dan masing-masing berapa porsi, hingga ia memiliki
cukup waktu untuk menyiapkan bahan baku makanan.
Rentang harga yang dipatok Berrykitchen.com cukup terjangkau, yakni
antara Rp 20.000 hingga Rp 40.000 per porsi, sudah termasuk biaya
pengiriman. Tidak ada batasan minimal jumlah porsi yang dipesan. “Pesan
satu porsi pun tetap kami layani,” ujar Cynthia.
Segmen pasar yang dituju Berrykitchen.com saat ini ada dua kategori,
yakni korporasi dan ritel. Porsi pasar korporasi mencapai 60%, sedang
ritel 40%. Dalam waktu dua tahun menjalankan usahanya, Cynthia telah
memiliki 10 perusahaan yang menjadi pelanggan Berrykitchen.com dengan
jumah pemesanan antara 10 porsi hingga 100 porsi per hari.
Tak heran jika saat ini Berrykitchen setiap hari melayani 500 paket
katering. “Perusahaan yang memesan ini kebanyakan berlokasi di Jakarta
Pusat dan Jakarta Selatan,” tutur Cynthia. Keuntungan kotor usaha
katering online, menurut Cynthia, berkisar 50%.
Cakupan wilayah yang dilayani Berrykitchen saat ini belum mencakup
semua wilayah di Jakarta. Karena berlokasi di Tomang, Jakarta Barat,
Berrykitchen saat ini belum bisa melayani wilayah Jakarta Timur dan
sebagian Jakarta Utara. Kawasan Jakarta Utara yang terlayani hanya
Pluit. Sedang yang tidak terjangkau adalah Sunter, Kelapa Gading, dan
sekitarnya. Cakupan area yang dilayani Berrykitchen saat ini adalah
seluruh area Jakarta Pusat, Jakarta Selatan (hingga daerah Kemang), dan
Jakarta Barat (hingga Taman Palem).
Tanpa kontrak
Menurut Cynthia, tantangan dalam usaha katering online adalah menjaga
konsistensi dan kualitas rasa. Masing-masing pelanggan yang memiliki
selera berbeda akan komplain jika menu makan yang ia pesan, ternyata
tidak sesuai dengan harapannya. ”Komplain setiap hari pasti ada saja,
karena selera orang berbeda-beda. Ada yang suka sayur yang masih segar,
ada juga yang lebih suka agak layu. Ada yang suka tawar, ada juga yang
lebih suka asin,” jelas Cynthia.
Saat mengawali usahanya Cynthia hanya memiliki seorang chef yang bertugas memasak. Cynthia lalu mengajak temannya seorang chef, untuk bergabung dengan Berrykitchen,
sehingga kini ada dua orang chef yang setiap hari bertugas mengatur dan
memasak aneka menu sesuai pesanan pelanggan. Maklum, Cynthia sendiri
mengaku tidak memiliki keahlian memasak, sehingga perlu merekrut koki
yang andal.
Khusus untuk segmen korporasi yang akan berlangganan dalam jumlah
besar selama periode waktu tertentu, Cynthia selalu memberikan contoh
menu makanan untuk dicicipi terlebih dahulu. “Jadi mereka sudah yakin
terhadap rasanya sebelum memesan,” tutur dia.
Saat ini Cynthia memberikan kebebasan ke perusahaan dalam menentukan
periode waktu berlangganan. Bahkan, ada pula yang tidak memakai surat
kerjasama, tapi rutin memesan. Di antara 10 perusahaan pelanggannya ada
yang memesan untuk jangka waktu enam bulan, setahun, dan tiga tahun.
Fokus Cynthia saat ini adalah Berrykitchen mencapai target penjualan
berkisar 3.000 hingga 5.000 porsi per hari. Selain itu Cynthia
bercita-cita mengembangkan situsnya menjadi semacam market place, yang dilengkapi servis lain seperti makan malam. “Mimpinya menjadi e-commerce food terbesar di Indonesia,” ujar Cynthia.
Sumber : kontan.co.id
http://cara-buat-website.com/
Tuesday, October 21, 2014
Margin empuk dari usaha katering online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment