Mengakses berita maupun memperoleh informasi dari dalam negeri maupun
dari belahan bumi lain yang terpisah oleh lautan kini bisa didapatkan
hanya di dalam genggaman tangan. Pada era digital seperti saat ini,
cukup dengan mengakses internet lewat ponsel pintar alias smartphone,
tablet, laptop maupun PC, konten atau informasi yang dicari dapat
dengan mudah ditemukan.
Namun, banyaknya sumber berita yang beredar di berbagai situs
terkadang membutuhkan waktu eksta untuk menemukan konten yang
diinginkan. Sehingga cara manual mencari informasi yang diinginkan
dengan membuka satu per satu situs yang dianggap cocok, rasanya menjadi
kurang fleksibel.
Untuk itulah David Wayne Ika lewat Merah Putih Inc. memunculkan
konsep aplikasi yang bisa membaca segala konten yang terdapat di
internet, terutama informasi dan berita lokal dalam satu wadah. Situs
ini bernama Kurio.
Aplikasi milik lokal ini mulai dikembangkan sejak Juli 2013. Namun
pengerjaannya yang lebih serius sejak Oktober hingga Desember 2013. Dan
pada awal tahun 2014, aplikasi ini sudah bisa diunduh di iOS dan
selanjutnya di sistem operasi Android. "Hanya terbatas di ponsel belum
bisa di gunakan tablet," kata dia.
Sejak prototype pertama mulai siap di awal tahun, aplikasi ini masih
dalam status beta. Hingga akhirnya, aplikasi Kurio resmi diluncurkan
pada 30 September 2014.
Sekilas, konsep yang diusung dalam aplikasi ini mirip dengan aplikasi
seperti Flipboard dan Zite, namun, David yang menduduki posisi
Direktur di Merah Putih Inc., menuturkan, visi misi Kurio jauh lebih
dari sekadar pembaca berita.
Kurio ingin menawarkan yang lebih, yaitu user atau pengguna bisa
mendapatkan kumpulan informasi, artikel dari berbagai topik yang
"non-news". "Sehingga topik-topik lain yang berguna bagi kehidupan
pribadi maupun profesional pengguna dengan latar belakang dan pekerjaan
mereka masing-masing juga tersedia di sini," ungkapnya kepada KONTAN.
Aplikasi Kurio menyediakan ratusan topik mulai dari manajemen,
periklanan, pemasaran, pemasaran mobile, programming, leadership, hingga
topik-topik religi, pengembangan diri, dan tata cara asuh (parenting).
Ia mengaku modal awal pembuatan aplikasi Kurio ini tidak besar.
Namun, dalam pengembangannya dibantu oleh suntikan dana dari beberapa
investor seperti Cyber Agent Ventures dari Jepang dan perusahaan
periklanan Merah Cipta Media.
Di samping memiliki visi misi yang sama, potensi aplikasi ini besar
seiring dengan pertumbuhan penggunaan telepon pintar di Indonesia yang
cukup pesat.
Dengan menyajikan banyak konten informasi dengan berbagai topik,
aplikasi Kurio ini bertujuan untuk membantu pengguna agar orang
Indonesia menjadi lebih pintar. Bagi David, internet seharusnya menjadi
wadah atau jendela untuk mendapatkan berbagai macam informasi.
Sayangnya, hari ini fasilitas atau akses internet terutama penggunaan
di telepon pintar seringkali sebatas untuk mengobrol (chatting),
mengakses jejaring sosial, dan games saja. "Padahal kami melihat begitu
banyak pengguna internet di smartphone ini bisa mendapat begitu banyak
informasi yang sangat membantu dan memperkaya pengetahuan mereka
tentang apapun," ujarnya.
Ia berharap, dengan semakin banyaknya informasi yang terserap
masyarakat Indonesia, akan semakin memperkaya pengetahuan mereka,
sehingga nantinya ekonomi Indonesia bisa semakin maju dan bersaing
dengan negara-negara lain.
Ia yakin masyarakat yang banyak membaca dan memiliki banyak
pengetahuan, suatu saat dalam komunitas akan memiliki pemikiran dan ide
yang memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.
Cara penggunaan aplikasi ini cukup sederhana. Pengguna tinggal
mengunduh aplikasi Kurio, dan bisa membuat personalisasi topik-topik
atau kategori yang diminati masing-masing pengguna. "Mesin alias engine
kami otomatis akan mengumpulkan berbagai konten dari internet sesuai
dengan pilihan mereka," tambahnya.
Hingga kini, aplikasi Kurio sudah berhasil memperoleh lebih dari
50.000 pengguna. Agar pengguna aplikasi Kurio semakin banyak, Merah
Putih Inc. kini juga gencar memasarkan aplikasi ini melalui media,
jejaring sosial, dan aktif menjadi pendukung alias sponsor dalam
beberapa kegiatan.
Tak hanya itu, ke depannya Kurio juga akan semakin gencar dipasarkan
melalui online atau iklan mobile untuk menambah basis penggunanya.
David mengaku, Merah Putih Inc. juga akan bekerjasama dengan salah satu
brand android lokal yaitu Polytron untuk memperkenalkan Kurio ke
khalayak.
Nantinya, aplikasi ini secara otomatis sudah tersedia di dalam
produk Polytron. Rencananya, mulai tahun depan, pembeli ponsel Polytron
bisa langsung menggunakan Kurio di handset yang mereka beli.
Dalam setahun ke depan, David menargetkan bisa memiliki satu juta
pengunduh dan 500.000 pengguna aktif bulanan. Ini sama saja tumbuh 10
kali lipat.
Ia optimistis dengan membidik target pasar seperti pelajar, mahasiswa,
pekerja kantor, eksekutif muda, dan penggemar berita, target pengguna
dapat tercapai.
Dalam jangka pendek, aplikasi Kurio belum ditujukan sebagai sumber
pemasukan perusahaan. Meski demikian, Merah Putih sudah memiliki rencana
beberapa tahun ke depan untuk memfokuskan pengembangan produk dan
akusisi pengguna. "Model bisnis kami adalah iklan mobile dan pemasaran
konten nanti jika pengguna kami sudah banyak," tambahnya. Saat ini David
masih memfokuskan pengembangan Kurio, baik dari segi fitur maupun
aplikasi, untuk menggenjot pengguna.
Adapun mengembangkan aplikasi wadah informasi dan berita seperti ini
memiliki tantangan tersendiri. Sebab, menurut David Wayne Ika, Direktur
Merah Putih Inc. selaku pengembang aplikasi Kurio, menumbuhkan minat
membaca di ponsel pintar itu tidak mudah. Kini tren penggunaan
smartphone di masyarakat hanya sebatas chatting, mengakses media sosial
ataupun menyalurkan hobi bermain games.
"Untuk itulah kami gencar berkampanye untuk menumbuhkan minat membaca
pada masyarakat pengguna smartphone dan mengingatkan para pengguna
aplikasi ini pentingnya informasi serta mudahnya mendapatkan informasi
di era teknologi seperti sekarang," ujar David.
Sementara, Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi dari Indonesia ICT
Institute, menuturkan, aplikasi berita Kurio yang memberikan beragam
konten memang menarik dan memiliki potensi besar untuk semakin
dikembangkan.
Namun, ia mengingatkan, kebiasaan orang Indonesia membaca itu umumnya
jika ada teman atau komunitas yang membagi informasi melalui jejaring
sosial seperti Twitter dan Facebook. "Sehingga masih sedikit yang
sengaja mengakses internet hanya untuk membaca berita," ujarnya.
Selain itu, kebiasaan lainnya adalah masyarakat saat ini lebih banyak
hanya membaca atau mengunduh informasi, tapi tak banyak yang kembali
membagikan informasih tersebut ke jejaring sosial. Untuk itu, ia
menyarankan agar aplikasi Kurio ini juga aktif mempromosikan maupun
berbagi konten berita yang ada di dalam aplikasi lewat Facebook maupun
Twitter .
Sementara, langkah pemasaran pengembangan aplikasi Kurio saat ini
dinilai tepat. "Memang agar bisa menjadi sumber pemasukan, Kurio harus
memiliki banyak pengguna dan pengunduh terlebih dahulu," tambahnya.
Sebab, dengan target sekitar 500.000 pengguna saja, itu hanya menyerap
sekitar 0,001% pengguna internet di Indonesia.
Apabila sudah banyak pengguna yang aktif, maka tidak akan sulit bagi
aplikasi ini untuk memperoleh pemasukan dari iklan dan konten pemasaran.
Selain itu, pengembang aplikasi ini juga harus menggarap dua komunitas,
yaitu komunitas penerbit dan pembaca. Untuk itu, Kurio perlu banyak
memperluas jaringan para penerbit, baik penerbit buku elektronik
(e-book), sumber berita, maupun penulis agar bersedia bekerjasama
memasukkan konten mereka ke dalam aplikasi Kurio tersebut.
Heru berharap, aplikasi ini ke depannya bisa dapat menambah pengguna
aplikasi dengan tidak hanya bisa dinikmati oleh pengguna smartphone tapi
juga di tablet. Sebab membaca berita di layar lebih lebar bisa menambah
kenyamanan.
Sumber : kontan.co.id
cittaparts.wordpress.com
Monday, November 24, 2014
Potensi cuan berlipat dari wadah berita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment