Telepon genggam (handphone) sudah menjadi kebutuhan pokok di
negeri ini. Tak heran, penjualan perangkat ini terus meningkat dari
tahun ke tahun. Bahkan, kini, seseorang bisa memiliki lebih dari satu
handphone untuk mendukung berbagai kegiatannya.
Larisnya penjualan handphone tentu melahirkan banyak peluang. Salah satu celah bisnis yang muncul adalah menjadi produsen tas atau handphone organizer (HPO). Permintaan tas khusus handphone ini muncul seiring riuhnya penjualan smartphone di negeri ini.
Salah satu produsen HPO adalah Edwin Maidhanie. Bersama istrinya, Ika
Yustika, pria asal Bandung ini mulai membuat HPO sejak 2008.
Sebelumnya, mereka adalah produsen tas sekolah dan tas punggung dengan
merek Maika Etnik.
Edwin mengembangkan produk HPO lantaran melihat adanya kebutuhan konsumen akan tas khusus untuk handphone. Model smartphone baru,
yang memiliki layar lebar, menuntut media penyimpanan yang aman dan
terpisah antara satu barang dan barang lainnya. Tas bersekat pun menjadi
solusi.
Lantas, Edwin dan Yustika belajar membuat HPO. Tingkat kesulitan tas
jenis ini cukup tinggi karena ukuran yang mini namun banyak sekat.
Selain menyimpan handphone, HPO juga menyediakan sekat untuk kartu dan
uang.
Kini, dalam sebulan Maika bisa membuat 10.000 unit. Banderol harga
jual di tingkat eceran berkisar Rp 95.000–Rp 120.000. “Yang membedakan
harga adalah tingkat kesulitan pembuatan, desain, dan materi bahan,”
terang Edwin.
Seperti produk fashion lain, HPO juga terus mengikuti tren yang
berkembang. Edwin bilang, kalau dulu banyak konsumen menyukai kombinasi
banyak warna, sekarang mereka suka yang simpel, seperti warna-warna
pastel dan tidak terlalu mencolok.
Dari bisnis HPO ini, Edwin bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 500 juta
per bulan. Dari omzet itu, profit yang masuk ke kantong berkisar 20%.
Sedang Muhammad Fadel Amrulloh melirik gurihnya bisnis pembuatan HPO
setelah sebelumnya terjun ke bisnis distro. “Saya beralih membuat HPO
karena lebih simpel dibandingkan membuat baju yang harus detail,” jelas
produsen HPO bermerek Unwind ini.
Memulai bisnis HPO sejak 2011, kini Unwind sudah terjual hingga ke
Malaysia dan Singapura. Saban bulan dia bisa menjual hingga 1.000 unit
HPO, seharga Rp 70.000 hingga Rp 110.000 per unit.
Fadel pun melihat, prospek usaha pembuatan HPO ini masih sangat
cerah. “Sekarang, semua orang rata-rata punya handphone lebih dari satu.
Jadi, potensinya masih sangat besar,” kata dia. Keuntungan yang bisa
dikantongi dari bisnis ini berkisar 20%–30%.
Apakah Anda tertarik memproduksi HPO? Edwin bilang, peluang untuk
pemain baru masih terbuka. “Produsen memang banyak, namun mereka masih
kewalahan memenuhi permintaan pasar,” tegas dia. Asal produk Anda
memiliki nilai jual dan keunikan, pasti diminati dan laku di pasar.
Jahitan harus kuat
Modal untuk membuka bisnis ini tak terlalu besar. Namun, modal
penting yang harus dimiliki oleh pemain baru adalah niat dan usaha.
Fadel, misalnya, merintis bisnis HPO dengan modal Rp 500.000 untuk
membuat sejumlah contoh ke penjahit. Kebetulan, ada distributor yang
berminat dan menambah modalnya Rp 10 juta. “Dari situ, saya beli mesin
jahit dan membuat sendiri,” ujar dia.
Sementara, Edwin menaksir, modal untuk merintis bisnis ini bisa
mencapai Rp 50 juta. “Itu hanya khusus untuk membeli bahan, di luar
mesin produksi dan belum termasuk sewa tempat,” ujar dia.
Bagi pemain baru, penting untuk membuat produk yang punya ciri khas.
Ciri khas yang menjadi pembeda itu bisa berupa motif, desain, bahan, dan
pasar. “Pasar masih bisa diperluas, mulai anak-anak sampai orang
dewasa,” kata Edwin.
Maika sendiri mengandalkan motif bordir sebagai ciri khasnya. Motif
ini sulit ditiru lantaran bordirnya yang sedikit rumit. “Ada sentuhan
tangannya juga,” ujar Edwin.
Ciri khas juga menjadi senjata menghadapi persaingan. Asal tahu saja,
tingkat persaingan usaha ini ketat. Tapi, jangan khawatir, Fadel
bilang, kalau Anda konsisten terhadap ciri khas, pelanggan akan setia
menunggu. “Semua ada pasarnya sendiri, yang penting tetap konsisten
dengan ciri khas sendiri,” jelas Fadel yang mempekerjakan 14 karyawan
ini.
Bahan baku untuk membuat HPO bisa dengan mudah Anda temukan di
Bandung. Biasanya, HPO ini dibuat dengan kain kanvas. Anda juga bisa
menggunakan beberapa bahan lain seperti kulit dan katun.
Ada sejumlah kain kanvas yang bisa dipakai sebagai bahan HPO, seperti
kanvas terpal, kanvas wedding, dan kanvas ring. “Kalau pasar lagi
ramai, kanvas terpal biasanya kosong. Karena itu, kami beralih ke kanvas
wedding sama ring,” kata Fadel.
Sejauh ini, HPO berbahan kanvas terpal paling banyak peminatnya. Ini bisa jadi karena tekstur kain yang timbul.
Hanya, Anda harus berusaha lebih keras mencari tenaga kerja. Baik
Fadel maupun Edwin mengamini adanya kesulitan mencari penjahit dan
pembordir. “Kebanyakan memilih bekerja di pabrik,” kata Fadel.
Untuk bersaing dengan pabrik, Fadel menjanjikan tunjangan kesehatan
bagi karyawannya. Selain itu, dia memberi keleluasaan pada karyawannya
untuk mengerjakan HPO di rumah. Namun, tetap ada kontrol dari bagian
produksi.
Sementara, untuk mencari solusi bagi tenaga bordir, Edwin selalu
melatih karyawannya. “Kami tidak menerima orang-orang yang sudah mahir,
tetapi mengutamakan orang-orang yang punya keinginan kuat untuk belajar
menjahit bordiran,” terang dia.
Maklum, dalam bisnis ini, kualitas produk adalah nomor satu.
Indikator kualitas adalah kerapian pembuatan dan kekuatan jahitan.
Jahitan itu harus kuat karena tas menyimpan barang-barang berharga.
Untuk pemasaran, baik Edwin maupun Fadel mengandalkan distributor.
Edwin menawarkan peluang menjadi distributor eksklusif, sub distributor
eksklusif, dan reseller bagi yang berminat. Masing-masing posisi
mempunyai kewajiban menyetor dana yang berbeda, berkisar Rp 1 juta–Rp 50
juta.
Jika memakai jalur ini, Edwin pun berpesan, agar pemain baru terbuka
dengan para distributor tentang stok barang. “Kalau memang sedang tidak
banyak barang, harus memberitahukan kepada distributor jauh-jauh hari,”
kata Edwin.
Selain itu, komunikasi penting dalam menjawab komplain dari pasar.
“Hadapi saja, beri informasi dengan tenang dan keyakinan,” tutur Edwin.
Sumber : kontan.co.id
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.com/
Saturday, January 10, 2015
Andalkan keunikan handphone organizer
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment