Harta tetap dapat didefinisikan sebagai segala jenis harta yang
digunakan oleh perusahaan sebagai penunjang aktivitas sehari-hari
perusahaan dalam bisnisnya, dan bisa juga harta tetap dijadikan tujuan
investasi jangka panjang karena nilainya selalu meningkat.
Contoh jenis
harta tetap di antaranya dapat berupa Tanah, Gedung, Peralatan,
Perlengkapan. Karena nilai dan fungsinya yang berbeda- beda, jenis harta
tetap tersebut memiliki umur ekonomis yang berbeda-beda dan metode
penyusutan yang berbeda juga, yang ditentukan oleh manajemen perusahaan
sesuai dengan kebutuhan setiap perusahaan.
Pada dasarnya Harta tetap tidak untuk dijual karena bukan sebagai
barang dagangan, tetapi sebagai penunjang perusahaan untuk menjalankan
usahanya (bisa di gunakan untuk produksi, tempat usaha, sebagai
peralatan kerja dan lain sebagainya) selama umur ekonomis yang sudah di
tentukan.
Tetapi tidak menutup kemungkinan Harta tetap untuk dijual karena beberapa hal di antaranya:
– Karena perusahaan membutuhkan tambahan dana, sehingga perusahaan
terpaksa menjual harta teteap nya untuk modal kerja atau membayar
hutang.
– Karena perusahaan berganti tecknology, contohnya perusahaan menganti
kendaraan motor yang berjenis 2 tak ke jenis mesin 4 tak karena irit dan
ramah lingkungan.
– Karena perusahaan akan di tutup ( tidak beroperasi)
Dalam akutansi untuk melakukan penjualan harta tetap dapat mengikuti perosedur ini:
1. Update Buku Aktiva yang akan di jual
2. Hapus Aktiva
Contoh kasus:
Tgl 3 September 2013 PT.A menjual salah satu mesin seharga Rp
21.000.000. Yang sebelumnya di beli dengan harga 25.000.000 pada tanggal
5 September 2012.
Catatan:
PT A menggunakan metode penyusutan garis lurus tanpa nila residu, untuk umur ekonomisnya di tentukan 5 tahun.
Langkah awal tentukan nilai buku mesin per tgl 5 September 2013
* Beban Penyusutan:
Nilai Perolehan – Nilai residu = 25.000.000 – 0 = 5.000.000/ thn = Rp 416.666,67 / Bulan
Umur Ekonomis 5 Thn 12 Bln
* Akumulasi Penyusutan:
September 2012 s/d september 2013 = 12 Bulan
Akumulasi Penyusutan = 12 bln x 416.666,67 = + Rp 5.000.000
*Nilai Buku
Nilai perolehan Rp 25.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 5.000.000 –
Nilai Buku Rp 20.000.000,-
Sehingga dapat di hitung untung atau ruginya penjualan Harta Tetap tersebut
Harga Jual – Nilai Buku = Rp 21.000.000 – Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000 Laba Penjualan
Setelah memperoleh perhitungannya, kita bisa lanjutkan dengan pembuatan jurnalnya:
Jurnal Penjualan Aktiva
Kas/Bank (D) Rp 21.000.000
Akumulasi Penyusutan (D) Rp 5.000.000
Mesin (K) Rp 25.000.000
Laba Penjualan (K) Rp 1.000.000
Dari jurnal di atas berarti, Nilai Aktiva tersebut sudah di hapus dan memperoleh pendapan dari laba penjualan Mesin tersebut.
Cara seperti ini berlaku untuk penjualan Aktiva yang memiliki nilai
penyusutan, tetapi untuk Aktiva yang tidak memiliki nilai penyusutan
contohnya Tanah, Bangunan cara perhitungannya bisa di gunakan Nilai
taksiran (harga pasaran yang berlaku).
Sumber : zahiraccounting.com
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/program-persediaan-otomatis.html
http://tas-dompet-organizer.blogspot.com/
Friday, January 22, 2016
Jurnal Penjualan Aktiva Tetap
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment