Bisnis laundry cukup pesat perkembangannya seiring kebutuhan
masyarakat perkotaan akan jasa cuci ini. Terang saja, potensinya yang
besar membuat banyak pelaku usaha sejenis bermunculan di berbagai
daerah. Ini membuat tingkat persaingan kian tinggi.
Itu sebabnya
di tengah persaingan tinggi, mampukah para pengusaha laundry yang
membuka tawaran kemitraan usaha bertahan? Bagaimana perkembangan usaha
mereka saat ini dan bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang kerap
muncul? Simak ulasan selengkapnya dalam ulasan beberapa kemitraan usaha
laundry kali ini dari Okey Wash, D'Green Laundry dan Tika Laundry.
Okey Wash
Usaha
laundry asal Bogor, Jawa Barat ini berdiri sejak awal 2013 dan mulai
membuka tawaran kemitraan sejak Agustus 2013. Saat KONTAN mengulas
tawaran usaha ini pada Oktober 2013, Okey Wash yang khusus menawarkan
jasa cuci karpet ini telah memiliki dua gerai pusat dan delapan gerai
mitra yang tersebar di sekitar Bogor.
Berselang tiga tahun,
perkembangan gerai Okey Wash cukup siginifikan, saat ini ada dua gerai
pusat dan sekitar 100 gerai mitra yang beroperasi di berbagai daerah di
Indonesia hingga Malaysia.
Sistem kerjasama Okey Wash adalah
sistem kemitraan dengan sifat beli putus. “Kami tidak menghitung secara
pasti berapa mitra yang masih aktif dan berapa yang sudah tidak
beroperasi. Paling mereka kontak kami kalau ada masalah dengan mesin,”
terang Tegar Mardhika, Direktur Okey Wash Indonesia.
Selain
jumlah mitra yang berubah, paket investasi yang ditawarkan pun kini
berbeda. Dari paket awal yagn ditawarkan sebesar Rp 98 juta, saat ini
berkurang menjadi Rp 65 juta. Paket tersebut di luar fasilitas sewa
tempat usaha dan pengadaan karyawan. Paket sebesar itu hanya untuk
mendapatkan perlengkapan usaha seperti mesin pengering karpet, alat
cuci, alat vakum, alat pembilas, shampo, parfum, promosi dan software
kasir. “Mitra kami bebaskan, boleh menggunakan brand Okey Wash atau
tidak. Kami dukung sistem kasir dan mesinnya saja,” terang Tegar.
Tidak
ada kewajiban pembayaran royalti maupun pembelian bahan baku dari
pusat. “Kalau mitra yang di luar kota akan berat di biaya kirim. Bisa
kami carikan rekomendasi pemasok yang kualitas barangnya sama atau mirip
dengan pusat,” ujarnya.
Tarif laundry karpet dibanderol mulai
dari Rp 8.000–Rp 25.000 per m² untuk paket stadar dan paket extra mulai
Rp 15.000 per m². Harga jasa laundry sangat bergantung pada tebal-tipis
karpet, lebar karpet dan jenis karpet.
Tegar bilang, bisnis
laundry termasuk salah satu bisnis yang cukup bertahan lama, namun
pertumbuhannya tidak secepat bisnis lainnya seperti bisnis kuliner.
“Jadi wajar jika serapannya lemah, meskipun cukup stabil,” ujarnya
menambahkan.
Ini terlihat dari pengalamannya menerima 200 hingga
300 orang yang menanyakan kemitraan Okey Wash, hanya 10% yang akhirnya
bergabung sebagai mitra. Ke depan Tegar menargetkan bisa menggandeng
minimal 10 mitra per bulan.
D’Green Laundry
Pelaku
usaha laundry lainnya adalah Munardi Nazwar lewat merek d'Green
Laundry. KONTAN pernah mengulas tawaran kemitraannya pada bulan Juli
2015 yang lalu. Ketika itu d'Green Laundry memiliki sembilan gerai
dengan rincian enam gerai dikelola mitra dan sisanya dikelola pusat.
Semua cabang tersebut beroperasi di wilayah Banda Aceh.
Setaun
berjalan, dari segi kuantitas outlet jasa binatu ini tidak mengalami
penambahan. Meski peluang dalam bisnis ini menurut Munardi cukup besar,
namun dia mengakui saat ini kompetitor semakin banyak. Hal itulah yang
membuatnya kesulitan menambah jumlah mitra selama satu tahun terakhir.
Ia
juga menduga hal tersebut disebabkan meningkatnya kemampuan ekonomi
masyarakat. "Saat ini sudah banyak jenis mesin cuci. Harganya juga
semakin terjangkau. Mungkin mereka memilih beli mesin cuci sendiri,"
tuturnya.
Tawaran kemitraannya pun masih sama, yaitu paket
silver dengan nilai investasi Rp 57 juta dan gold seharga Rp 67
juta.Dengan nilai investasi tersebut mitra akan mendapat mesin cuci,
mesin pengering, pelatihan rak, renovasi lokasi usaha serta instalasi
peralatan. Berbagai peralatan promosi seperti neon box, spanduk serta
bahan baku.
Perbedaan kedua paket tersebut adalah jumlah mesin
cuci. Pada paket silver, mitra mendapat satu mesin cuci berkapasitas 7
kg sedangkan pada paket gold mendapat dua mesin.
Munardi
menjelaskan tarif jasa laundry d'Green dipatok Rp 6.500 kg. Targetnya
dalam sehari masing-masing mitra bisa melayani 100 kg cucian. Dari situ
mitra bisa mendapat omzet sekitar Rp 17 juta per bulan. Setelah
dikurangi biaya operasional, gaji pegawai, dan lain-lain, mitra bisa
mengantongi omzet sekitar Rp 7 juta. "Balik modal bisa dicapai dalam
waktu sekitar 1 tahun," tuturnya.
Selain itu, ia memberi syarat
agar mitranya memiliki lokasi usaha di tempat yang strategis dengan
ukuran minimal 48 m². Nantinya pusat juga akan mengutip royalti sebesar
5% dari omzet per bulan.
Tika Laundry
Pelaku
usaha lainnya adalah Sugeng Riyadi dengan merek usaha Tika Laundry.
Mendirikan usaha sejak tahun 2008 lalu, dia pun mantap untuk menawarkan
kemitraan pada Oktober 2010. Saat diulas oleh KONTAN pada Januari 2015,
ada 11 mitra yang bergabung di daerah Jawa Tengah seperti Pati dan
Jepara serta satu gerai milik pusat diSemarang.Kini, hampir 100
lebih mitra yang bergabung dengan Tika Laundry di Semarang, Jawa
Tengah, Pati, Jepara, Bekasi, Lombok, dan Kalimantan. “Setelah Lebaran
akan ada mitra lagi yang buka gerai di area Jawa Tengah,” ujar Sugeng.
Sebelumnya
ada tiga jenis paket investasi yang ditawarkan yakni paket silver
seharga Rp 20 juta hingga Rp 100 juta, paket gold senilai Rp 50 juta
hingga Rp 100 juta dan paket platinum seharga Rp 100 juta hingga Rp 200
juta. Saat ini, Sugeng hanya menawarkan paket usaha yang nilainya lebih
terjangkau yaitu Rp 15 juta. Mitra akan mendapat satu buah mesin cuci,
satu buah mesin pengering, mesin uap, perlengkapan dan peralatan usaha,
deterjen 15 liter dan pewangi 10 liter serta pelatihan karyawan.
Kedua,
paket usaha senilai Rp 25 juta, mitra mendapat dua buah mesin cuci, dua
buah mesin pengering, mesin uap dengan kapasitas tinggi, perlengkapan
dan peralatan usaha, deterjen 15 liter dan pewangi 10 liter serta
pelatihan karyawan. Ketiga, paket senilai Rp 45 juta, mitra akan
mendapat tiga buah mesin cuci, tiga buah mesin pengering, mesin uap
dengan kapasitas yang lebih tinggi, deterjen 20 liter dan pewangi 15
liter serta pelatihan karyawan. Kerjasama dengan mitra berlaku seumur
hidup Sugeng juga menyarankan mitra bisa membeli bahan baku deterjen dan
pewangi ke pusat.
Harga jasa cuci selesai dalam 12 jam berkisar
Rp 4.000-Rp 5.000 per kg. Sementara untuk cuci selesai dalam sembilan
jam dikenakan biaya Rp 6.500 per kg dan untuk jasa cuci selesai dalam
tiga jam dikenakan tarif Rp 8.500 kg. Terakhir paket kilat 90 menit
senilai Rp. 14.000 per kg.
Menurut Sugeng kendala yang dialami
dalam menjalankan usaha ini adalah keluar masuk pegawai dan masalah
internal antar mitra dengan pegawainya. Selain itu, tidak ada hambatan
berarti lainnya.
Sumber : kontan.co.id
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id/
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/program-persediaan-otomatis.html
Monday, June 27, 2016
Bisnis laundry masih tetap basah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment