Mengurus administrasi karyawan di sebuah perusahaan bukan perkara
mudah. Apalagi jumlah karyawan di perusahaan itu mencapai ribuan orang.
Urusan administrasi karyawan yang mencapai ribuan tentu sangat
merepotkan.
Sebut saja salah satu urusan, misalnya pembayaran
gaji bulanan. Menjadi tambah rumit jika, ada perhitungan jumlah
kehadiran, uang lembur, insentif, dan hal kecil lain, yang sifatnya
tidak tetap dan nilainya bisa berbeda antara satu karyawan dengan
karyawan lain. Belum lagi urusan lain, semisal klaim kesehatan yang
mencakup keluarga karyawan. Jika tidak diurus dengan benar, urusan rutin
yang merepotkan ini bisa menggangu kinerja karyawan sebuah perusahaan.
Berdasarkan
kerumitan urusan administrasi sumber daya manusia atawa human resources
development (HRD) inilah muncul pelbagai aplikasi dari usaha rintisan
atawa start-up yang bertujuan membantu penyelesaian masalah ini. Ada
start-up yang khusus membantu masalah rekrutmen dan penyaringan calon
karyawan, ada juga yang mengurusi pembayaran gaji, dan urusan-urusan
lain.
Adalah Talenta.co, salah satu start-up yang ikut nyemplung
mengatasi masalah administrasi HRD ini. Yang membedakan dengan start-up
lain adalah, Talenta tak hanya menawarkan aplikasinya, tapi sekaligus
menjaga atawa me-maintenance, dengan cara menyewakan tempat penyimpanan
datanya. Joshua Kevin pendiri Talenta.co, menerangkan, start-up yang ini
rintis adalah membantu pengelolaan SDM berbasis komputasi awan atawa
cloud.
Dengan cara ini, Talenta menawarkan efisiensi lantaran
perusahaan pengguna jasa mereka tak perlu menyisihkan duit sendiri untuk
membeli server. Tak hanya itu, mereka tak perlu anggaran gede hanya
untuk merawat dan mengelola server tersebut.
Joshua mengklaim
Talenta sebagai aplikasi human resources management pertama di
Indonesia yang berbasis software as a service (SaaS) atau perangkat
lunak berbentuk layanan. Talenta ingin membantu perusahaan untuk
mengatur dan pengelolaan database seluruh karyawan, employee
self-service (ESS) yang memudahkan pegawai untuk mengajukan cuti,
lembur, proses reimbursement hingga pinjaman.
Talenta juga
membantu perusahaan dalam perhitungan gaji mulai dari pajak penghasilan
(PPh 21), premi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) serta
mengeluarkan file e-banking, surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak dan
sistem informasi pelaporan peserta (SIPP).
Mulai menghasilkan
Joshua menceritakan ide untuk membuat start-up ini manakala dirinya
melihat kesibukan sang ayah menjelang pembayaran gaji. Pria lulusan
Sistem Informasi Bina Nusantara itu bercerita, perusahan tempat sang
ayah bekerja, masih memakai sistem pengajian karyawan secara manual. Nah
kesibukan ini terjadi lantaran sang ayah harus memastikan berapa
penghasilan yang harus di terima oleh masing-masing karyawan, sesuai
dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Aktivitas yang dilakukan secara
manual itu jelas membutuhkan waktu lama.
Memang di pasaran telah
beredar pelbagai aplikasi administrasi perkantoran yang bisa sedikit
membantu mengatasi masalah ini. Tapi, biasanya aplikasi peranti lunak
atawa software yang biasa disebut human resources information system
(HRIS) bisa di beli di pasar dengan harga yang cukup mahal. Namun tidak
ada jaminan dari penjual software bila terjadi masalah dalam
penggunaan.
Padahal aktivitas penggajian seperti ini harus
akurat agar tidak menimbulkan protes dan konflik dengan karyawan, dan
dilakukan rutin tiap bulan. Karena itulah Joshua berupaya mencari solusi
untuk memecahkan masalah seperti ini. Ia melihat saat ini akses
internet di Indonesia mulai marak, dan kecepatan akses pun mulai bisa
diandalkan. Karena itu terpikir oleh Joshua untuk membuat produk
software HRD, tapi penggunanya tak perlu repot mengurusi hardware-nya.
Data
karyawan tersebut bisa tersimpan di data awan atau biasa disebut cloud
computing. Berbekal itulah Talenta mengembangkan layanan HRIS berbasis
cloud. Gayung pun bersambut, Joshua bisa merealisasikan ide ini setelah
ia memperoleh pendanaan awal dari Mayapada Group. Dana itu ia pergunakan
untuk mendirikan PT Talenta Digital Indonesia pada 2014. Sejak saat
itu, tim Talenta terus terus bekerja keras mengembangkan usaha barunya.
Bagi
perusahaan yang ingin menggunakan jasa pengurusan administrasi Talenta
ini, akan dikenai biaya langganan Rp 10.000 per karyawan per bulan.
Tarif ini berlaku untuk perusahaan dengan karyawan kurang dari 100
orang. Sedangkan perusahaan dengan jumlah karyawan di atasnya dikenai
tarif Rp 5.000–Rp 8.000 per orang. Dengan biaya berlangganan yang tidak
terlalu besar ini maka pengusaha sudah bisa memperoleh berbagai layanan
dari Talenta seperti sistem penggajian, absensi, cuti, tunjangan, bonus
sampai perpajakan.
Alhasil sejak aplikasinya resmi diluncurkan
setahun silam, Talenta hingga kini telah meraup omzet Rp 300 juta.
Namun, pendapatan ini belum optimal karena masih mengandalkan pendapatan
klien langganan. Meski begitu, Talenta optimistis kinerja usaha bakal
terus menanjak. “Kami tumbuh 500% dibanding Desember 2015,” ungkap
Joshua.
Proyeksi pertumbuhan bisnis tahun ini lebih cepat karena
terdorong tren ekspansi industri cloud computing yang semakin luas
tidak hanya Jakarta tapi juga di luar Jawa. Talenta optimistis bakal
menjadi yang terdepan karena aplikasi sudah kompatibel atau compliance
dengan peraturan pajak dan undang-undang ketenagakerjaan di Indonesia.
Joshua
optimistis dalam waktu dekat Talenta bakal menjadi One Stop HR Solution
dengan memperkenalkan fitur pendukung baru seperti training, key
performance indicator (KPI) dan rekrutmen. Juga mulai menggandeng mitra
dari institusi finansial untuk mengenalkan produk-produk mereka di
platform Talenta. Dengan menggunakan Talenta, maka divisi HRD di tiap
perusahaan tinggal fokus melakukan pengembangan SDM mereka tanpa harus
repot mengurusi administrasi rutin yang rumit.
Aplikasi Talenta
juga mampu menghemat waktu karena mengotomatisasi banyak proses-proses
manual human resources khususnya di penggajian. dengan waktu yang lebih
banyak, HR dan data bisa melakukan fungsi-fungsi HR yang seharusnya,
bukan hanya hal-hal administratif. Meski terbilang baru, Talenta sudah
menangani ratusan perusahaan dari berbagai bidang usaha.
Antara
lain Go-Jek, Grab, Jakarta Propertindo (Jakpro), Jakarta Eye Center
(JEC), Topas TV, Panorama Destination, Qraved, MicroAd, Kudo dan
ShopDeca. Secara keseluruhan Talenta mengolah data lebih dari 15.000
karyawan setiap bulannya. “Total klien kami sudah lebih dari 130
perusahaan hanya dalam waktu satu tahun berjualan,” sebut Joshua.
Panen pendanaan
Berkah dari kegigihan dan keseriusan tersebut, investor pun minat untuk
menanamkan duit di Talenta. Start-up ini telah mengantongi pendanaan
sekitar US$ 1 juta atau setara Rp 13 miliar dari berbagai institusi
pendanaan ventura. Beberapa investor yang tercatat sudah andil adalah
East Ventures, Fenox Venture Capital, dan Skystar Capital.
Talenta
juga terus berupaya mengembangkan produk agar bisa digunakan semua
kalangan usaha dan bahkan perusahaan yang baru mulai atawa start-up
dengan karyawan minim.
Misalnya Talenta menyediakan fitur
Talenta Lite yakni versi dasar yang khusus ditargetkan untuk usaha kecil
menengah (UKM), perusahaan rintisan yang baru memulai usaha. “Harapan
kami dengan versi Lite, perusahaan baru dan yang masih kecil bisa
mengatur HRD-nya dengan software terkini,” tambah Fandy Wie, Co Founder
Talenta.
Selain itu Talenta mengembangkan modul-modul lainnya
seperti training, recruitment, performance review dan communication
tools bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Untuk jangka
panjang, Talenta ingin menjadi platform yang menjembatani perusahaan
dengan keperluan business-to-business (B2B) dan HR mereka seperti
Benefits (health & life insurance), Perks (membership &
discounts) dan Commerce (procurement). Tak hanya itu, ke depan, Talenta
menargetkan menjadi platform fintech yang bisa menawarkan produk-produk
finansial yang sifatnya dipersonalisasi. Contohnya, layanan kredit tanpa
agunan (KTA), kredit motor ataupun kredit mobil, investasi reksadana,
membeli asuransi, dan sebagainya.
Agar menjaga kepercayaan,
Talenta menjamin aplikasi yang digunakan klien sangat aman. Startup ini
mengklaim telah mengadopsi sistem keamanan data yang digunakan oleh
industri keuangan yakni Secures Socket Layer (SSL). Mereka juga
mengikuti standar keamanan di website dan mobile. Kini yang jadi
tantangan adalah bagaimana menyosialisasikan penggunaan sistem
administrasi HRD secara awan kepada pemilik perusahaan. Bagaimana
tertarik?
Sumber : kontan.co.id
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id/
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/program-persediaan-otomatis.html
Wednesday, February 22, 2017
Membidik Celah Urusan Personalia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment