Friday, June 23, 2017

Harga Pokok Penjualan Metode Rata Rata | Average Method

Penilaian Persediaan dan Penentuan Harga Pokok Penjualan


Seperti yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, ada tiga metode yang bisa kita gunakan dalam penentuan besaran Harga Pokok Penjualan dalam usaha dagang sekaligus nilai persediaan pada akhir periode.
  1. Metode Rata Rata (average method)
  2. Metode FIFO 
  3. Metode LIFO
Kita langsung pada Contoh Kasus

UD Albirin Asri yang merupkan sebuah toko yang berdagang menjual beras pada tanggal 1 April mempunyai persediaan sejumlah 1 kwintal (100 kg) beras senilai Rp 300.000. tampak beberapa transaksi yang terlihat pada buku catatan UD Albirin Asri seperti berikut:

Date Transaksi
Kuantitas Unit Price Jumlah
01-Apr Penjualan
40 4.500 180.000
10-Apr pembelian
30 3.100 93.000
10-Apr Penjualan
65 4.650 302.250
20-Apr pembelian
25 3.200 80.000
30-Apr pembelian
40 3.250 130.000
30-Apr Penjualan
25 4.875 121.875

Dan apabila kita rangkum, maka akan menjadi seperti ini:

Rangkuman
Total Pembelian
95
303.000
Total Penjualan
130
604.125
Permasalahan:
  • Berapakah Inventory Cost UD Albirin Asri pada akhir periode bulan April ?
  • Berapakah Nilai Persediaan UD Albirin Asri pada akhir periode bulan April ?
  • Berapakah Laba Kotor UD Albirin Asri apabila tidak ada biaya overhead ?
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, persediaan tipe seperti ini bisa diukur dengan menggunakan tiga metode.

Saya akan mencoba untuk menggunakan ketiga metode diatas. untuk kali ini saya akan menggunakan metode rata rata (average method), untuk metode FIFO dan LIFO akan saya posting pada postingan berikutnya.

Average Method (Metode Rata rata)

Penentuan Harga Pokok dari barang yang telah terjual per-unitnya dengan menjumlahkan saldo awal barang dengan jumlah nilai pembelian, kemudian dibagi dengan kuantitas saldo akhir ditambah kuantitas barang yang dibeli.

Rumusnya sebagai berikut:

HPP per Unit = [Rp Saldo awal + Rp Pembelian] : [Qty saldo awal + Qty pembelian]

Total HPP yang terjual =  HPP per Unit x Qty Terjual

Saldo Akhir = Saldo Awal + Pembelian - Penjualan
Dalam contoh kasus UD Albirin Asri tadi diatas :
HPP per Unit penjualan 01-April:
HPP per Unit = (Rp 300.000 + 0) : (100 + 0)
HPP per Unit = Rp 300.000 : 100 
Rp 3.000
Total Harga Pokok Penjualan terjual :
Rp 3.000 x 40 = Rp 120.000
Saldo Akhir :
Rp 300.000 + 0 - 120.000 
Rp 180.000
Demikian seterusnya sampai dengan akhir periode.
Apabila diteruskan semua transaksi tersebut, maka akan didapat tabel seperti ini :

Average Method
Date/Acc
01-Apr
10-Apr
20-Apr
30-Apr
Total
Opening Balance
Qty
100
60
25
50
50

Rp
300.000
180.000
75.833
155.833
155.833
Pembelian
Qty


30
25
40
95

U/Prx


3.100
3.200
3.250


Rp


93.000
80.000
130.000
303.000
Sold (COGS)
Qty
40
65


25
130

U/Prx
3.000
3.033


3.175


Rp
120.000
197.167


79.398
396.565
Closing Balance
Qty
60
25
50
65
65

Rp
180.000
75.833
155.833
206.435
206.435

Summary



Openin Balance
100
300.000
Purchase
95
303.000
Sold (COGS)
130
396.565
Closing Balance
65
206.435

Notes:
Coba Perhatikan rangkuman (summary)
Sold (COGS) adalah sebesar Rp 396.565
Closing Balance (persediaan akhir) adalah sebesar Rp 206.435
Bisa kita UJI menggunakan rumus :
Persediaan Akhir = Persediaan awal + Pembelian - HPP
Persediaan Akhir = Rp 300.000 + 303.000 - 396.565
Persediaan Akhir = Rp 206.435

Hasilnya tetap sama :) 
 
Sumber : nichonotes.blogspot.co.id 
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id/
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/program-persediaan-otomatis.html


0 comments:

Post a Comment