Thursday, January 4, 2018

Contoh Rasio Aktivitas Keuangan

Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya. Efesiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, penagihan piutang dan efesiensi di bidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efesien dan efektif dalam mengelolah aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. 
 
Dari hasil pengukuran ini, akan diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehingga manajemen dapat mengukur kinerja mereka selama ini. Hasil yang diperoleh misalnya dapat diketahui seberapa lama penagihan  suatu piutang dalam periode tertentu. Kemudian hasil ini dibandingkan dengan hasil pengukuran beberapa periode sebelumnya. Di sampig itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan di gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap dalam satu periode, penggunaan seluruh aktiva terhadap penjualan dan rasio lainnya.
 
Dengan demikian, dari hasil pengukuran ini jelas bahwa kondisi perusahaan periode ini mampu atau tidak untuk mencapai target yang telah ditentukan. Apabila tidak mampu untuk mencapai target, pihak manajemen harus mampu mencari sebab-sebab tidak tercapainya target yang telah ditentukan. Namun, apabila mampu mencapai target yang telah ditentukan, hendaknya dapat dipertahankan atau ditingkatkan untuk periode berikutnya.
 
Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aktiva seperti sediaan, piutang dan aktiva tetap lainnya. Kemampuan manajemen untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki merupakan tujuan utama rasio.
 
Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
Dalam praktiknya rasio aktivitas yang digunakan perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai. Rasio aktivitas juga memberikan banyak manfaat bagi kepentingan perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, untuk masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas antara lain:
1.      Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2.      Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), di mana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
3.      Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
4.      Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn over).
5.      Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
6.      Untuk mengukur penggunaan semua  aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.
Kemudian, di samping tujuan yang ingin dicapai di atas, terdapat beberapa manfaat yang dapat ambil dari rasio aktivitas, yaitu:
1.      Dalam bidang piutang
a.       Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama satu periode. Kemudian, manajemen juga dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Dengan demikian, dapat diketahui efektif atau tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang penagihan.
b.      Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang (days of receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
2.      Dalam bidang sediaan
Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan tersimpan  dalam gudang. Hasil ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata industri. Kemudian perusahaan dapat pula membandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa periode yang lalu.
3.      Dalam bidang modal kerja dan penjualan
Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
4.      Dalam bidang aktiva dan penjualan
a.      Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
b.      Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.
Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap tidaknya rasio aktvitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut.
Secara umum apabila seluruh rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas perusahaaan secara maksimal, jika dibandingkan dengan penggunaan hanya sebagian saja.
Berikut ini beberapa jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:
1.      Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah adanover investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksessan penagihan piutang.
Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata piutang.
Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:
    penjualan kredit
receivable turn over =
   Rata-rata Piutang
   penjualan kredit
receivable turn over =
          Piutang
 

            Sebagai catatan apabila data mengenai penjualan kredit tidak ditemukan, dapat digunakan angka penjualan total.
Contoh:
Komponen Laporan Keuangan
2005
2006
Penjualan
Piutang
Awal tahun
Akhir tahun
5.950
550
5.550
360
Untuk tahun 2005:
       5.950
receivable turn over =                         = 10,81 kali, dibulatkan (11 kali)
        550
 

Untuk tahun 2006:
       5.550
receivable turn over =                         = 15,41 kali, dibulatkan (15,5 kali)
        360
 

            Artinya perputaran piutang untuk tahun 2005 adalah 11 kali dibandingkan penjualan dan perputaran piutang untuk tahun 2006 adalah 15,5 kali dibandingkan penjualan.
            Jika rata-rata industri untuk perputaran piutang adalah 15 kali, maka untuk tahun 2005 dapat dikatakan penagihan piutang yang dilakukan manajemen dapat dianggap tidak berhasil, namun untuk tahun 2006 dianggap berhasil karena melebihi angka rata-rata industri.
Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini juga sering disebut days sales uncollected.
  Piutang rata-rata x 360
receivable turn over =                        
      penjualan kredit
            Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (day of receivable) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
  Jumlah hari dalam 1 tahun
receivable turn over =                       
      perputaran piutang
Atau
Untuk tahun2005:
365  
Days of receivable =           = 30,41 hari atau dibulatkan 31 hari
 12
 

Untuk tahu 2006:
365  
Days of receivable =           = 23,54 hari atau dibulatkan 24 hari
15,5
                                    365  
Rata-rata industri penagihan Piutang adalah=             = 24,33 atau 25 hari
                                                                             15        
 

            Sebelum menyimpulkan lebih lanjut, perlu terlebih dulu dilihat syarat-syarat kredit yang diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10 net 60. Jika syarat yang pertama yang berlaku, tahun 2005 kelebihan atau melebihi tanggal jatuh tempo satu hari. Namun, apabila syarat kedua yang berlaku, maka hari rata-rata penagihan piutang dapat dikatakan cukup baik.
            J. Fred Weston menyebutkan rata-rata jangka waktu penagihan adalah ukuran perputaran piutang yang dihitung dalam dua tahapan berikut:
1.     
  Penjualan                                      
Penjualan per hari =                                                                                                                         
      360
Penjualan per hari
2.      Hari lamanya penjualan terikat dalam bentuk piutang
                             piutang                                    
Rata-rata jangka waktu penagihan =                                                                                                                         
                     Penjualan per hari
 
s
  Rp. 5.950                                      
Penjualan per hari =                          = Rp. 16,5                                                                                                                        
     360
            Untuk tahun 2005:
                        Rp. 550                                      
Rata-rata jangka waktu penagihan =                   = 33,3 hari (34 hari)
                        Rp. 16,5
 

 Rp. 5.550                                      
Penjualan per hari  =                   = Rp. 15,4
    360           
Untuk tahun 2006:
                        Rp. 360                                     
Rata-rata jangka waktu penagihan =                   = 23,4 hari (24 hari)
                        Rp. 15,4
 

           
            Jika rata-rata industri 25 kali, artinya kondisi perusahaan untuk rata-rata jangka waktu penagihan untuk tahun 2005 dan 2006 kurang baik karena konsumen membayar tagihan tidak tepat waktu.
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini berputar dalam 1 periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan.
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang  memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Dapat pula diartikan bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam 1 tahun. Semakin kecil rasio ini semakin jelek, demikian pula sebaliknya. Turunan dari perputaran sediaan adalah jumlah hari untuk menjual sediaan (days to sell inventory).
Cara menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua cara yaitu: pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai sediaan, dan kedua, membandingkan antara penjualan nilai sediaan. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efesien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efesien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.
Rumusan untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut:
1.     
                                    Harga pokok barang yang dijual
inventory turn over =
                           sediaan
Menurut James C van Horne:
2.     
                                   Penjualan
inventory turn over =
                              sediaan
Menurut J Fred Weston:
Contoh:
Komponen Laporan Keuangan
2005
2006
Penjualan (sales)
Sediaan (inventory)
5.950
250
5.550
310
Untuk tahun 2005:
                                       Rp. 5.950
Inventory turn over =                           = 23,8 kali atau 24 kali
                                        Rp. 250
 

            Rasio ini menunjukkan 24 kali sediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalag 20 kali, berarti inventory turn over lebih baik. perusahaan tidak menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan.
            Kemudian, untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gedung, dapat dicari dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu tahun dibagi perputaran sediaan yaitu:
 360
        = 15 hari
  24
 

            Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20 adalah 18,2 atau sama dengan 19 hari, ini berarti terdapat kecepatan perubahan sediaan menjadi piutang 1 hari.
Untuk tahun 2006
                                     Rp. 5.550
Inventory turn over =                    = 17,9 kali atau 18 kali
                                   Rp. 310
 

            Rasio ini menunjukkan 18 kali sediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalah 20 kali, berarti inventory turn over kurang baik. perusahaan menahan sediaan dalam jumlah yang berkelebihan.
            Kemudian, untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gedung, dapat dicari dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu tahun dibagi perputaran sediaan, yaitu:
 360
            = 20 hari
  24
 

            Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20 adalah 18,2 hari atau sama dengan 19 hari. Ini berarti terdapat keterlambatan satu hari perubahan sediaan menjadi piutang.

3.      Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Di mana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.

Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan.

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat di mana kas di investasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.

Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:

                                                       Penjualan bersih
Perputaran modal kerja =
                                          Modal kerja rata-rata
 

 

 

 

 

 


atau

    Penjualan bersih
Perputaran modal kerja =
      Modal kerja
 


contoh:
Komponen laporan keuangan
2005
2006
Penjualan bersih
Total aktiva lancar (current assets)
Modal kerja rata-rata
5.950
1.640
1.500
5.550
1.340
1.300
Untuk tahun 2005:
                                        5.950
Perputaran modal kerja =                   = 3,62 kali dibulatkan (3,7 kali)
                                        1.640
 

            Perputaran modal kerja tahun 2005 sebanyak 3,7 kali. Artinya setiap Rp. 1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp. 3,7 penjualan.
Untuk tahun 2006:
                                        5.550
Perputaran modal kerja =                  = 4,14 kali dibulatkan (4,2 kali)
                                        1.340
 

            Perputaran modal kerja tahun 2006 sebanyak 4,2 kali artinya setiap Rp. 1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp. 4,2 dipenjualan.
            Terlihat ada kenaikan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2005 ke tahun 2006. Hal ini menunjukkan ada kemajuan yang diperoleh manajemen. Namun, jika rata-rata industri untuk perputaran modal kerja adalah 6 kali, keadaan perusahaan, untuk tahun 2005 dan tahu 2006, dinilai kurang baik karena masih di bawah dari rata-rata industri.
            Artinya, dari rata-rata industri setiap Rp. 1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp. 6,00 penjualan, sementara rasio yang dimiliki perusahaan hanya Rp. 3,7, tahun 2005 dan hanya Rp. 4,2 untuk tahun 2006. Dalam hal ini manajemen harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan rasio perputaran modal kerja hingga minimal mencapai atau sama dengan rasio rata-rata industri.
4.      Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turn over)
fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunkan kepastian aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam satu periode.
                                                  Penjualan (sales)
Fixed asset turn over =
                                      Total aktiva tetap (total fixed asset
Rumus untuk mencarai fixed Asset Turn Over dapat digunakan sebagai berikut:
Contoh:
Komponen Laporan Keuangan
2005
2006
Penjualan (sales)
Total aktiva tetap (total fixed assets)
5.950
2.400
5.550
2.550
                                       5.950
Fixed asset turn over =                  = 2,479 kali (2,5 kali)
                                       2.400
Untuk tahun 2005:
Perputaran aktiva tetap tahun 2005 sebanak 2,5 kali. Artinya, setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.
                                       5.550
Fixed asset turn over =                  = 2,176 kali (2,2 kali)
                                       2.550
Untuk tahun 2006:
            Perputaran aktiva tetap tahun  2006  sebanyak 2,2 kali. Artinya, setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan.
            Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun 2006. Lebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total asset turn over, yaitu 5 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Total assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Total assets turn over juga merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
                                        Penjualan (sales)
Total asset turn over =
                                    Total aktiva (total asset)
 


Contoh:
Komponen Laporan Keuangan
2005
2006
Penjualan (sales)
Total aktiva (total assets)
5.950
4.200
5.550
4.000
                                     5.950
Total asset turn over =                   = 1,416 kali dibulatkan 1,42 kali
                                      4.200
Untuk tahun 2005:


Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42 kali. Artinya setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan.
Untuk tahun 2006:
                                      5.550
Total asset turn over =                    = 1,387 kali dibulatkan 1,4 kali
                                       4.000
 

Perputaran total aktiva tahun 2006 sebanyak 1,4 kali. Artinya setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,4 penjualan.
Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun 2006. Kemudian, jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total asset turn over, yaitu 2 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Perusahaan diharapkan meningkatkan lagi penjualannya atau mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.
 
Sumber : rikalamwati.blogspot.co.id
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-kpi.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html

0 comments:

Post a Comment