Tuesday, May 29, 2018

Pencatatan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

A. AYAT JURNAL PENYESUAIAN
Ayat Jurnal Penyesuaian atau yang biasa disingkat dengan AJP adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode yang mana bertujuan untuk menyesuaikan saldo – saldo perkiraan/ akun – akun baik itu akun riil (harta, kewajiban, modal) maupun akun nominal (pendapatan dan beban) agar kiranya menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

Ayat jurnal penyesuaian dibuat sebelum membuat kertas kerja (worksheet) dan juga Laporan Keuangan.
Pencatatan jurnal penyesuaian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

  1. Deferal    : Penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun.
  2. Akrual      : Pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun.
Pencatatan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang, pada dasarnya sama, tetapi pada perusahaan dagang, terdapat 8 akun lagi yang perlu disesuaikan dan kedelapan akun ini tidak ada pada perusahaan jasa. Kedelapan akun tersebut adalah sebagai berikut.
  1. PERSEDIAAN BARANG DAGANG (PDB)
Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB, menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar Laba/Rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP).
  • Metode Ikhtisar L/R
Pencatatan penyesuaian persediaan barang dagang dengan metode ikhtisar L/R, hanya menyesuaikan akun PDB. Pokoknya, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian untuk akun PDB dengan metode ikhtisar L/R, ingat aja deh yang namanya “IPPI”. Nah, itu adalah singkatan dari awalan huruf pada nama akunnya.
Lanjuut, contoh :
Pada akhir periode, tercatat saldo persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 7.000.000,- dan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 8.500.000,-.
  • Penyesuaian :
Ikhtisar L/R                                                    Rp. 7.000.000,-
Persediaan barang dagang awal                                                   Rp. 7.000.000,-
Persediaan barang dagang awal               Rp. 8.500.000,-
Ikhtisar L/R                                                                                        Rp. 8.500.000,-
  • Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)
Nah, kalau menggunakan metode HPP, akun – akun yang disesuaikan bukan hanya PDB awal dan akhir ya, tetapi ada 4 akun lagi yang harus disesuaikan, Apa aja ya? Well, keempat akun itu adalah pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian & pengurangan harga (PH) dan potongan pmbelian. Oke, contoh :
Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 6.500.000,- , pembelian sebesar Rp. 35.000.000,- ,retur pembelian & PH sebesar Rp. 650.000,- , beban angkut pembelian sebesar Rp. 250.000,- ,potongan pembelian sebesar Rp. 200.000,- dan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000,-.
  • Penyesuaiannya :
HPP                                                                Rp. 6.500.000,-
Persediaan barang dagang awal                                                   Rp. 6.500.000,-
HPP                                                                Rp. 35.000.000,-
Pembelian                                                                                         Rp. 35.000.000,-
HPP                                                                Rp.  250.00,-
Beban angkut pembelian                                                               Rp.  250.000,-
Retur pembelian & PH                                Rp.  650.000,-
HPP                                                                                                    Rp.  650.000,-
Potongan pembelian                                   Rp. 200.000,-
HPP                                                                                                    Rp.  200.000,-
Persediaan barang dagang akhir              Rp. 10.000.000,-
HPP                                                                                                    Rp. 10.000.000,

2. PERLENGKAPAN
Perlengkapan itu merupakan kelompok harta/ aktiva yang sifatnya lancar, atau biasa disebut dengan harta lancar / aktiva lancar/ current assets. Nah, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat itu ialah, yang dicatat itu adalah nilai/ nominal perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan.
Lanjuuut, contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2012, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada akhir periode, perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.00,-.
Penyelesaian :
  • Penjelasan
INGAT ! Yang dicatat itu adalah nominal perlengkapan yang sudah terpakai. Jadi, berdasarkan soal di atas, untuk mengetahui nominal perlengkapan yang sudah terpakai, adalah dengan cara mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa.
  • Perhitungan
Rp. 3.500.000,- – Rp. 500.000,- = Rp. 3.000.000,-
Nah, Rp. 3.000.000,- inilah yang dicatat. Understand- kah?
  • Penyesusaian
Beban perlengkapan                       Rp. 3.000.000,-
Perlengkapan                                                                       Rp. 3.000.000,-

3.  BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu. Karena jumlah yang dibayarkan tersebut belum merupakan beban perusahaan untuk periode yang bersangkutan, maka jumlah yang telah dibayarkan tersebut merupakan uang muka.
Nah, nama lain dari beban dibayar dimuka itu adalah persekot beban atau premi beban, lebih singkat dan mudah diingat. Nah, akun persekot beban ini dapat dicatat sebagai harta dan juga beban. Apa bedanya ya ? Well, I’ll explain it.

Harta
Kalau dicatat sebagai harta, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun beban dibayar dimuka ini dicatat sebagai harta. Nah, loh, gimana membedakannya? Ingat ya. Tidak ada penulisan beban jika dicatat sebagai harta. Contohnya : Asuransi dibayar dimuka, Premi asuransi, Persekot asuransi. Tuh, kan bener, gak ada kata – kata beban disitu. Nah, jika akun persekot beban dicatat sebagai sebagai harta, maka nominal yang dicatat pada jurnal penyesuaiannya adalah nominal beban

Beban
Nah, kalau dicatat sebagai beban, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun beban dibayar dimuka ya dicatat sebagai beban. Namanya aja juga udah beban, berarti ada kata – kata bebannya dong, so pastee. Contohnya : Beban asuransi, beban iklan, beban gaji karyawan,…. beban hidup #ehhh becanda.. :p. Nah, jika akun persekot beban dicatat sebagai sebagai beban, maka nominal yang dicatat pada jurnal penyesuaiannya adalah nominal harta.
Okee, contoh :
Pada tanggal 1 September 2012, dibayar sewa gedung sebesar Rp. 3.000.000,- untuk masa satu tahun. Sewa yang telah menjadi beban selama 2012 adalah selama empat bulan. (Nah, btw tau gak dari mana asal empat bulan ini?, hehehe, caranya gini )
1 September    –   30 September           = 1 bulan.
1 Oktober         –   31 Oktober                   = 1 bulan.
1 November     –   30 November             = 1 bulan.
1 Desember      –   31 Desember             = 1 bulan.
Penyelesaian :
Sewa yang telah menjadi beban, artinya sewa yang telah terpakai atau telah diperguakan.
  • 4 x (Rp. 3.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.000.000,-
Sewa yang masih menjadi harta, artinya bahwa perusahaan masih memiliki sewa yang belum terpakai.
  • Rp. 3.000000,- – Rp. 1.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Maka, jurnal penyesuaiannya akan menjadi seperti berikut :
  • Dicatat sebagai harta : maka yang dicatat adalah nominal beban.
Beban sewa                                         Rp. 1.000.000,-
Sewa dibayar dimuka                                                             Rp. 1.000.000,-
  • Dicatat sebagai beban : maka yang dicatat adalah nominal harta.
Sewa dibayar dimuka                         Rp. 2.p00.000,-
Beban sewa                                                                             Rp. 2.000.000,-

4.  PENDAPATAN DITERIA DIMUKA
Nah, pendapatan diterima diimuka ini adalah pendapatan yang diterima lebih dahulu atas pembayaran transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan. Nama lain dari akun yan satu ini adalah persekot pendapatan, ataupun prei pendapatan. Nah, jurnal penyesuaian untuk persekot pendapatan ini dapat dicatatsebagai utang dan juga pendapatan.

Utang
Well, kalau akun persekot pendapatan ini dicatat sebagai utang, artinya gini bro, perusahaan itu merasa bahwa persekot pendapatan ini merupakan utang bagi perusahaan, bagaimana tidak? Secara, perusahaan sudah menerima uang dari pelanggan, tapi perusahaan itu sendiri belum ngasih feedback sama pelanggan itu, jadi udah pasti hal ini merupakan utang bagi perusahaan tersebut. Contoh penulisan untuk akun persekot pendapatan yang dicatat sebagai utang adalah : Sewa diterima dimuka, persekot pendapatan dan juga premi pendapatan sewa.

Pendapatan
Nah, kalau akun persekot pendapatan dicatat sebagai pendapatan, artinya begini, perusahaan itu menganggap bahwa persekot pendapatan yang diberikan oleh peanggan itu adaah tetap pendapatan untuk perusahaan itu. Nah, otomatis penulisan untuk akun persekot pendapatan ini berbau dengan pendapatan. Contohnya : Pendapatan sewa.
Okkeehh, contooh :
Pada tanggal 1 Oktober 2012, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 6.000.000,- untuk masa satu tahun.
Penyelesaian :
Jika dicatat sebagai utang.
  • Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu :
Kas                                                      Rp. 6.000.000,-
Sewa diterima dimuka                                                        Rp. 6.000.000,-
  • Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai utang adalah :
Dari    : 1 Oktober 2012        –    31 Desember 2012           = 3 bulan.
  • Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah :
3 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.500.000,-
Jika dicatat sebagai pendapatan.
  • Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu :
Kas                                                      Rp. 6.000.000,-
Pendapatan sewa                                                                Rp. 6.000.000,-
  • Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai pendapatan adalah :
Dari    : 1 Januari 2013          –    31 September 2013         = 9 bulan.
  • Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah :
9 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 4.500.000,-
  • Penyesuaian
Dicatat sebagai utang, maka yang dicatat adalah nominal utang.
Sewa diterima dimuka                    Rp. 1.500.000,-
Pendapatan sewa                                                                Rp. 1.500.000,-
Dicatat sebagai pendapatan, maka yang dicatat adalah nominal pendapatan.
Pendapatan sewa                            Rp. 4.500.000,-
Sewa diterima dimuka                                                        Rp. 4.500.000,-

5. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir periode. Naah, nama lain dari akun yang satu ini adalah, Utang beban, logika kan? Secara, perusahaan itu punya beban yang masih harus dibayar (utang). Otomatis, hal ini akan menambah beban pada periode berikutnya..
Oke, seep, contooh :
Sebuah perusahaan mempekerjakan empat 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2012. Beban upah yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2012 adalah satu hari, yaitu Senin, 31 Desember 2012.
Penyelesaian :
  • Penjelasan
Nah, pembayaran upah kan setiap hari Sabtu tuh untuk masa kerja enam hari, dari hari Senin s.d Sabtu. Eehh, rupanya akhir tahun alias tanggal 31 Desember 2012 jatuh di hari Senin. Nah, otomatis yang satu hari ini, dibebankan pada periode tahun 2013-nya. Loh, kenapa? Kan nanggung?. Memang sih, bener nanggung, tapi untuk hari Senin itu tidak dapat dilakukan pembayaran upah, karena, kan pebayaran upah sudah ditetapkan hari Sabtu. Jadii… ya harus hari sabtu deh dibayarkan. Begitu….. J
  • Perhitungan
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp. 50.000,-  = Rp. 250.000,-

  • Penyesuaiannya
Beban gaji                             Rp. 250.000,-
Utang gaji                                                                  Rp. 250.000,-

6. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang masih akan diterima perusahaan akibat dari pelanggan yang belum membayar utang nya. Nah, ecek – eceknya pelanggan perusahaan itu masih utang, jadi bagi perusahaan, hal ini disebut dengan piutang. So… nama lain dari akun ini adalah piutang pendapatan.
Seep, contoh :
Pada akun piutang pendapatan, tercatat nominl sebesar Rp. 1.000.000,-
Penyelesaian :
Piutang pendapatan                       Rp. 1.000.000,-
Pendapatan                                                                          Rp. 1.000.000,-

7. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah kerugian yang ditanggung oleh perusahaan atas penuruna nilai aktiva tetap. Contohnya : kendaraan, gedung, peralatan, mesin, dll. Untuk apa sih disusutkan? Nah, penyusutan itu berguna untuk mengetahui nilai ekonomis dari aktiva tetap yang sebenarnya.
Okee, contooh :
Suatu perusahaan menetapkan penyusutan 5 % per tahun atas kendaran yang bernilai Rp. 100.000.000,-.

Penyelesaian :
  • Perhitungan
5 % x Rp. 100.000.000,- = Rp. 5.000.000,-

  • Penyesuaian
Beban penyusutan kendaraan                   Rp. 5.000.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan                                                Rp. 5.000.000,-

8. PIUTANG TIDAK TERTAGIH
Piutang tidak tertagih merupakan resiko yang dialami perusahaan akibat tidak tertagih-nya piutang dagang. Nah, transaksi piutang tidak tertagih ini, diperlakukan sebagai beban persahaan. Gimana nggak? Kan intinya perusahaan itu jadi nombo’in kan ? hehehehe.
Seep, contoh :
Suatu perusahaan menetapkan 3 % sebagai piutang tidak tertagih terhadap piutang dagang sebesar Rp. 18.000.000,-.
Penyelesaian :
  • Perhitungan
3 % x Rp. 18.000.000,-  = Rp. 540.000,-
  • Penyesuaian
Kerugian piutang                             Rp. 540.000,-
Cadangan kerugian piutang                                              Rp. 540.000,-

Sumber  :
http://blogpajak.com/
http://ikkaikko.wordpress.com/
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-kpi.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html

0 comments:

Post a Comment