Sunday, August 31, 2014

AGEN POS BEROMZET RP 200 JUTA PER BULAN

Meski sudah berlangsung lama, kemitraan agen pos baru beberapa tahun belakangan mendapat sambutan serius masyarakat. Ika Puspita Sari adalah salah seorang yang menekuni usaha kemitraan ini. Ia berhasil. Setiap bulannya ia bisa menjaring omzet sekitar Rp 200 juta.


ika Ika Puspita Sari

Hanya berbekal informasi keagenan pos dan pengalaman bekerja di perusahaan periklanan, Ika Puspita Sari bermitra dengan PT Pos Indonesia menjadi agen pos dengan nama Agen Pos Cabe Raya. Hasilnya ternyata menggiurkan. Dalam setiap bulan, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 200 juta. Bahkan, “Pada 2012 total pendapatan kami mencapai Rp 2,5 miliar,” tutur Ika buka kartu.


Tidak hanya memberi keuntungan bagi dirinya, usaha ini juga membuat Ika bisa memberi penghasilan bagi lima orang karyawan tetapnya, tiga orang petugas loket dan dua orang tenaga administrasi. Ia juga bisa menafkahi 35 orang pegawai lepas yang bertugas mengemas setiap barang yang hendak dikirim. Empat unit mobil boks pun menjadi asetnya sebagai penunjang operasional usaha.
Atas kinerja bisnis yang dicapai Ika, agen posnya berhasil menjadi juara pertama dalam pemilihan Agen Pos Terbaik Nasional tahun 2011. Kriteria yang dipergunakan untuk pemilihan agen pos terbaik tersebut meliputi kinerja keuangan, operasi dan pelayanan kepada masyarakat, infrastruktur pendukung dan upaya pemasaran/ inovasi yang dilakukan, serta pertimbangan positif lainnya.

BLUSUKAN UNTUK MEMIKAT KLIEN
Ika memang bukan pengusaha agen pos biasa. Ia tidak hanya menunggu pelanggan datang. Ia melakukan langkah-langkah bisnis yang tidak dilakukan oleh agen pos pada umumnya. Ia mendatangi berbagai instansi potensial dan klien perusahaan periklanan tempatnya pernah bekerja. Untuk klien-klien besar ia juga memberi layanan jemput barang dan surat yang hendak dikirim, mengemas, dan memberi label tujuan pengiriman sebelum barang itu disetor ke kantor pos. “Motto kami adalah bagaimana klien bisa kembali menggunakan jasa kami kembali,” ungkap ibu empat anak ini.
Sebagai agen pos Ika memberi layanan jasa kurir yang meliputi  pengiriman surat, dokumen, dan barang melalui POS Kilat Khusus, POS Express, dan Express Mail Service (EMS), serta menjual benda pos macam perangko, materai, dan benda filateli. Beberapa jenis barang yang biasa ia tangani di antaranya buku, kalender, peralatan makan berbahan plastik, sepatu, baju, sprei, bed cover, kosmetik, obat herbal, dll. Ia juga memberi layanan jasa keuangan POSPay yang meliputi  pembayaran billing dan tagihan, seperti pembayaran tagihan listrik, telepon, kartu kredit, TV berbayar, premi asuransi, dan tiket perjalanan.
Dalam menggelindingkan roda usaha, semua urusan administrasi, penjemputan dan pengiriman barang ia serahkan pada karyawannya. Ia lebih banyak keluar kantor untuk menemui calon pelanggan dan pelanggannya agar mereka menggunakan jasanya. Ilmu marketing macam ini sebagian ia dapatkan ketika menjadi karyawan di perusahaan periklanan.
Dari hasil blusukan yang dilakukan, Ika mendapat banyak klien besar yang kemudian menjadi pelanggan tetapnya. Klien besar pertama yang berhasil Ika pikat adalah Kementerian Pendidikan. Dari kementerian tersebut Ika mendapat kontrak pengiriman buku. “Surat-suratnya pun akhirnya saya yang menangani,” tambahnya. Klien ini pula yang kemudian memberi kontribusi pendapatan terbesar.
Setelah itu, klien lain satu demi satu berhasil ia ikat. Klien-klien tersebut di antaranya Kementerian Agama, Badan Pusat Statistik, beberapa perusahaan percetakan, The United Nations Population Fund (UNFPA), dan UNAIDS (program PBB untuk HIV/AIDS). Bahkan ada perusahaan percetakan di Bekasi dan Depok (Jawa Barat), Klaten (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur) yang terpikat pada layanan pos yang ia berikan.
Klien-klien besar itu menggunakan jasa agen pos Ika untuk proyek-proyek besar. Untuk melayani proyek macam inilah ia memerlukan tenaga lepas. “Kami memerlukan tenaga lepas untuk packing dan wrapping. Untuk satu proyek kami bisa melayani pengiriman ke 530 alamat di beberapa kabupaten dan kota. Belum lagi proyek yang lain,” jelasnya.
Berkat proyek-proyek yang Ika tangani, pantaslah kalau ia bisa menjaring pendapatan yang besar. Menurut pengakuannya, dalam struktur pendapatan, ia memperoleh 90% pendapatannya dari jasa pengiriman dan 10% dari jasa pembayaran (Pospay). Dari pendapatan jasa pengiriman, sekitar 70%-nya berasal dari klien-klien tetap atau proyek-proyek besar dan selebihnya, 30%, ia dapatkan dari masyarakat umum. Dari pendapatan itu, Ika akan mendapat imbal jasa 15 – 20% dari PT Pos Indonesia. Dengan pendapatan rata-ratanya Rp 200 juta, setiap bulan Ika memperoleh imbal jasa sekitar Rp 30 juta – 40 juta.

TAHU KETIKA JADI TENAGA GUDANG
Ika mendirikan agen pos Cabe Raya pada Agustus 2010. Dalam menjalankan roda bisnis, ia berada dalam binaan Kantor Pos Ciputat 15400. Ia mengetahui PT Pos Indonesia membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi agen pos ketika menjadi tenaga lepas bagian gudang Kantor Pos Jakarta Timur. Dari informasi yang ia terima, ia tahu bahwa untuk menjadi agen pos di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, ia harus menghubungi Kantor Pos Ciputat. Tanpa pikir panjang, ia mendatangi Kepala Kantor Pos Ciputat untuk menanyakan prosedur dan persiapan yang mesti dilakukan untuk membuka agen pos. Singkat cerita, izin menjadi agen ia dapatkan.
Menurutnya, lokasi sangat menentukan dalam menjalankan usaha sebagai agen pos. Karenanya ia memilih tempat di Jl. Pondok Cabe Raya. Lokasi ini merupakan jalan keluar masuk beberapa perumahan dan dekat dengan kawasan bisnis di Pondok Cabe.
Anggaran yang ia habiskan untuk mendirikan agen pos sekitar Rp 100 juta. Anggaran tersebut ia gunakan untuk membeli tiga set perangkat komputer serta menyewa dan merenovasi tiga unit ruko, masing-masing untuk loket, kantor, dan gudang. PT Pos Indonesia memberi dukungan dalam membangun sistem teknologi informasinya yang terhubung dengan sistem PT Pos Indonesia. Ia juga harus banyak berkomunikasi dengan PT Pos Indonesia pada masa awal menjalankan agen pos.
Untuk mengenalkan jasa posnya, Ika menggunakan media brosur yang ia sebar ke perumahan, perkantoran, dan tempat-tempat usaha di Pondok Cabe, Pamulang, Cinere, dan sekitarnya. Ia juga mendatangi calon klien. “Memang harus kerja keras. Kami harus melakukan marketing duluan. Kami tidak sungkan-sungkan untuk menelepon atau mendatangi (calon klien),”ungkapnya. Dari langkah-langkah marketing inilah ia mendapatkan klien-klien tetap yang di kemudian hari memberi sumbangan terbesar atas pendapatan agen posnya.

Sumber : idebisnis.biz
http://cara-buat-website.com

0 comments:

Post a Comment