Sunday, April 30, 2017

Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang


Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang merupakan kewajiban pada pihak tertentu yang wajib dilunasi dengan jangka waktu yang melebihi 1 periode akuntansi (1 tahun) dihitung sejak tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran kemudian dilakukan menggunakan kas tetapi dapat diganti menggunakan aset tertentu. Dalam operasional sebuah perusahaan, rekening dengan pinjaman jangka panjang tidak akan pernah dikenai transaksi pengeluaran kas.

Di akhir periode akuntansi bagian tertentu dari pinjaman jangka panjang tersebut berubah menjadi hutang dengan jangka pendek. Oleh karena itu harus dilakukan penyesuaian guna memindahkan bagian pinjaman jangka panjang yang sudah jatuh tempo menjadi pinjaman jangka pendek. Adapun pinjaman jangka panjang terbagi menjadi hutang hipotik dan hutang obligasi.


Hutang Hipotik
Hutang Hipotik merupakan pinjaman yang timbul sehubungan dengan perolehan dana dari hutang yang dijaminkan menggunakan harta tetap. Di dalam perjanjian disebutkan bahwa harta peminjam yang dijadikan sebagai jaminan berupa gedung ataupun tanah. Jika peminjam ternyata tidak mampu melunasi hutang pada waktunya, pemberi pinjaman memiliki hak untuk menjual agunan tersebut yang kemudian akan diperhitungkan dengan hutang. Biasanya hutang hipotik ini diambil ketika dana yang dibutuhkan dapat dipinjam dari hanya satu sumber saja, misalnya dengan mengambil hutang peminjam dari salah satu bank tertentu.

Hutang Obligasi
Hutang Obligasi merupakan pinjaman yang timbul sehubungan dengan dana yang telah didapatkan melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi merupakan pemegang obligasi. Di dalam surat obligasi biasanya tercantum nilai nominal obligasi, tanggal pelunasan obligasi, bunga pertahun serta ketentuan lainnya sesuai dengan jenis obligasi yang sudah dipilih oleh pembeli atau pemegang obligasi itu sendiri.

Timbulnya pinjaman jangka panjang
Ketika skala operasional perusahaan berkembang maupun dalam pembangunan sebuah perusahaan sangat dibutuhkan adanya dana. Dimana dana yang dibutuhkan untuk investasi pada aktiva tetap ini yang nantinya akan memberikan manfaat dengan jangka panjang akan lebih baik jika diperoleh dari pinjaman jangka panjang ataupun dengan cara menambah modal. Di dalam hal ini perusahaan akan memiliki dua macam pilihan yaitu menarik pinjaman jangka panjang layaknya obligasi atau memilih untuk menambah modal secara mandiri dengan cara mengeluarkan saham.

Keuntungan pinjaman jangka panjang
Ada beberapa macam kelebihan menarik dari pinjaman jangka panjang dengan obligasi dibanding dengan menambah modal secara mandiri dengan mengeluarkan sejumlah saham:

  1. Keuntungan menarik obligasi. Pemegang obligasi tidak memiliki hak suara di dalam kebijakan perusahaan, dengan demikian tidak akan berpengaruh pada manajemen.
  2. Bunga obligasi dapat lebih rendah jika dibandingkan deviden yang seharusnya dibayarkan ke pemegang saham.
  3. Bunga adalah biaya yang dibebankan kepada perusahaan yang akan mengurangi kewajiban pajak. Sementara deviden merupakan pembagian laba yang tidak bisa dibebankan sebagai biaya.
Perjanjian pinjaman jangka panjang, baik itu bagi peminjam jangka panjang atau penerbitan obligasi biasanya diiringi dengan perjanjian pembatasan. Dimana perjanjian pembatasan merupakan klausal kontraltual di dalam perjanjian pinjaman jangka panjang yang menetapkan adanya batasan-batasan pada operasi maupun keuangan dari si peminjam. Sama halnya seperti perjanjian pinjaman secara umumnya, perjanjian untuk pinjaman yang satu ini juga memiliki ketentuannya tersendiri.

Ketentuan-ketentuan secara umum yang terdapat dalam sebuah perjanjian pinjaman untuk jangka panjang adalah sebagai berikut ini:
  1. Penerima pinjaman harus mampu mempertahankan tingkat modal minum.
  2. Penerima pinjaman dilarang untuk menjual piutang guna menghasilkan dana tunai.
  3. Penerima perjanjian hutang dalam jangka bisanya diharuskan untuk menjaminkan aktiva tetap miliknya pada pemberi pinjaman di dalam bentuk hipotek.
  4. Membatasi pinjaman yang selanjutnya dengan cara melarang tambahan pinjaman maupun mengharuskan hutang tambahan tersebut menjadi subordinasi pada pinjaman jangka lama.
Karakteristik pembiayaan pinjaman jangka panjang
Pembiayaan pinjaman jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang jatuh tempo di lebih dari 1 tahun, umumnya antara 5 hingga 20 tahun. Untuk persyaratan umum dalam perjanjian hutang dengan pelunasan jangka panjang ini sendiri memiliki sejumlah kriteria meliputi:
  • Penyimpanan data-data dan pelaporan.
  • Pembayaran pajak.
  • Memelihara bisnis yang termasuk sebagai bagian dari perusahaan yang mengajukan hutang atau pinjaman.
Persyaratan umum dalam penyusunan perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya meliputi hal-hal yang ada dibawah ini:
  1. Peminjam diharuskan melakukan pencatatan akuntansi sesuai prinsip-prinsip umum yang ada dalam akuntansi (yang dapat diterima).
  2. Menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya diaudit secara periodic.
  3. Peminjam diharuskan untuk membayar pajak sekaligus kewajiban lain-lain yang jatuh tempo.
  4. Peminjam harus mampu mempertahankan semua fasilitas milik perusahaan pada kondisi baik agar selalu berada dalam keadaan sedang berjalan.
  5. Penerima perjanjian hutang dalam jangka panjang biasanya juga harus menjaminkan aktiva tetap pada pemberi pinjaman ke dalam bentuk hipotek.
  6. Membatasi jumlah pinjaman selanjutnya dengan melarang tambahan pinjamannya maupun mengharuskan pinjaman tambahan yang dimaksud menjadi subordinasi terhadap pinjaman yang sebelumnya.
Faktor utama pengaruh tingkat bunga pinjaman yaitu patokan biaya uang, waktu jatuh tempo, resiko pinjaman dan besarnya pinjaman. Pinjaman jangka panjang dapat dilihat melalui berbagai sisi yaitu seperti yang ada dibawah ini:
  • Pemegang pinjaman jangka panjang (investor, kreditur). Segi resiko: hutang disukai karena mampu memberikan prioritas yang baik dalam segi pendapatan ataupun likuidasi terhadap pemegangnya. Sementara dari segi pendapatan si pemegang pinjaman akan mendapatkan pengembalian secara tetap kecuali pendapatan obligasi. Dalam segi pengendalian biasanya perusahaan tidak memiliki hak suara.
  • Penerbitan hutang jangka panjang (emitren, debitur).
sumber : uangteman.com
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id/
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/program-persediaan-otomatis.html

0 comments:

Post a Comment