Pengertian Harga Pokok Produksi
Pengertian harga pokok produksi menurut susilawati (2009) adalah akumulasi biaya yang dibebankan ke produk atau jasa.
Harga
pokok produksi menurut Supriyono (2013) mendifinisikan bahwa harga
perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan
uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva lainnya yag
dapat diserahkan atau dikorbankan, atau jasa yang diserahkan atau
dikorbanan, atau hutang yang timbul atau tambahan modal dalam rangka
pemilikan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan, baik dari
masalalu (harga perolehan yang telah terjadi) ataupun pada masa yang
akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).
Berdasarkan
uraian diatas, dapat diartikan bahwa harga pokok produksi adalah
akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan
produk dan kemudian dibebankan pada produk.
Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi
Unsur-unsur harga pokok produksi Menurut Carter (2009) unsur-unsur harga pokok produksi mecakup tiga hal yaitu :
- Biaya bahan baku langsung (direct material cost)
Pengertian
biaya bahan baku langsung adalah biaya untuk bahan-bahan yang dengan
langsung dan mudah diidentifikasikan dengna barang jadi. Contohnya
seperti temabakau bagi perusahaan rokok dan kayu bagi perusahaan mebel.
- Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)
Pengertian
biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang mengerjakan secara
langusng proses produksi atau yang bisa diidentifikasikan langsung
dengan barang jadi. Contohnya seperti buruh langsung yaitu tukang
pelinting rokok dalam perusahaan rokok dan tukang kayu dalam perusahaan
mebel.
- Biaya overhead pabrik (factory overhead)
Pengertian
biaya overhead adalah biaya pabrik selain dari bahan baku dan tenaga
kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung
dengan barang yang dihasilkan perusahaan.
Contohnya adalah
- Bahan pembantu atau bahan tidak langsung (indirect materials) seperti, perlengkapan pabrik, cat, mesin ukir pada perusahaan mebel.
- Tenaga kerja tidak langsung (indirect labour) adalah tenaga kerja yang tidak bisa dikaitkan langsung dengan barang yang dihasilkan, seperti gaji mandor.
- Perbaikan dan pemeliharaan (repair dan maintance).
- Biaya listrik, telpon dan air.
Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Metode harga pokok produksi menurut Daljono (2011) menjelaskan bahwa ada dua jenis utama dalam membebankan biaya ke produk. Kedua jenis tersebut adalah :
1. Metode penentuan harga pokok pesanan
Pada
metode penentuan harga pokok pesanan ini yang menjadi objek biaya
adalah unit produk individual, bacth atau kelompok produk dalam satu
job. Metode ini umumnya merupakan produk pesanan dan produk tersebut
memiliki spesifikasi yang berbeda.
Perhitungan harga pokok penjualan per satuan :
2. Metode penentuan harga pokok proses
Pada metode harga pokok proses yang menjadi objek biaya adalah produk yang bersifat massa dimana tiap unitnya identik.
Metode harga pokok produksi menurut Supriyono (2013) menyatakan bahwa pengumpulan harga pokok dapat dikelompokkan menjadi dua metode yaitu :
- Metode harga pokok pesanan (job order cost method)
Metode
harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk di
mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa
secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan
identitasnya.
- Metode harga pokok proses (process cost method)
Metode harga pokok adalah metode pengumpulan harga pokok di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu.
Metode Penenetuan Harga Pokok Produksi
Menurut Daljono (2011) terdapat dua metode dalam menentukan
harga pokok yaitu sebagai berikut:
- Full costing
Full
costing merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan
semua biaya yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap terhadap
produk. Metode full costing digambarkan sebagai berikut:
Biaya bahan baku | xxx | |
Biaya tenaga kerja langsung | xxx | |
Biaya overhead pabrik variabel | xxx | |
Biaya overhead pabrik tetap | xxx | |
Harga pokok produksi | xxx |
- Variabel Costing
Variabel costing merupakan
perhitungan harga pokok produk yang hanya memasukkan biaya produksi
variabel. Biaya yang bersifat tetap terhadap produk (BOP tidak tetap)
dimasukkan sebagai biaya periode. Metode variabel costing dapat digambarkan sebagai berikut :
Biaya bahan baku | xxx | |
Biaya tenaga kerja langsung | xxx | |
Biaya overhead pabrik variabel | xxx | |
Harga pokok produksi | xxx |
Contoh Perhitungan Metode Harga Pokok Produksi
1. Metode full costing1. Biaya bahan baku
Keterangan | Jumlah | Harga Satuan | Total Harga |
Plat stainless hairline | 33 | 700.000 | 23.100.000 |
Hollo Stainless Star 40×40 | 21 | 250.000 | 5.250.000 |
Pipa Bulat Steinless 3/4 | 15 | 92.000 | 1.380.000 |
Pipa Bulat Steinless 1/2 | 6 | 60.000 | 360.000 |
Roda | 32 | 50.000 | 1.600.000 |
Total Bahan Baku Langsung | 31.690.000 |
Biaya
tenaga kerja dihitung berdasarkan sistem upah harian, dimana para
pekerja mulai bekerja dari pukul 08.00 s/d 16.00 dengan upah
Rp.75.000/hari. Perincian untuk menghitung satu tenaga kerja yaitu
75.000 x 27hari = 2.025.000,-. Usaha Kana Jaya mempekerjakan 4 orang
karyawan bagian produksi sehingga 2.025.000 x 4orang = 8.100.000/bulan.
Dalam
menghitung proporsi biaya tenaga kerja terhadap pesanan pintu lipat
stainless, terlebih dahulu menghitung total pesanan pada bulan Oktober
2013 adalah sebagai berikut:
Tabel Total pesanan pada bulan Oktober 2013No | Keterangan | Harga jual pesanan (Rp.) |
1. | Pintu Lipat Stainless | 43.630.500 |
2. | Rilling Tangga | 43.630.500 |
3. | Kolom/Pilar | 20.000.000 |
Total Nilai pesanan bulan Oktober 2013 | 94.630.500 |
Dari tabel tersebut total pesanan pada bulan Oktober adalah Rp. 94.630.500 , maka proporsi untuk pintu lipat stainless adalah:
3. Biaya overhead pabrik
Pemerintah
menetapkan aturan tentang penyusutan barang milik negara berupa asset
tetap melalui peraturan Menteri keuangan republic Indonesia nomer
1/PMK.06/2013, bahwa umur ekonomis untuk peraltan produksi adalah selama
8 tahun dan alat angkutan darat bermotor selama 7 tahun.
Perhitungan biaya penyusutan mesin
Aktiva Tetap | Harga Perolehan | Umur Ekonomis | Nilai Sisa | Total Harga | |
(Rp.) | (Tahun) | (Rp.) | Per Tahun (Rp.) | Per Bulan (Rp.) | |
Las Listrik | 5.500.000 | 8 | 1.250.000 | 531.250 | 44.270,85 |
Gerindra | 400.000 | 8 | 100.000 | 37.500 | 3.125 |
Cut off | 2.000.000 | 8 | 800.000 | 150.000 | 12.500 |
Hand Bor | 700.000 | 8 | 300.000 | 50.000 | 4.166,67 |
Bor Duduk | 1.500.000 | 8 | 500.000 | 125.000 | 10.416,67 |
Total Biaya Penyusutan Mesin | 893.750 | 74.479,17 |
Aktiva Tetap | Harga Perolehan | Umur Ekonomis | Nilai Sisa | Total Harga Per | ||
(Rp.) | (Tahun) | (Rp.) | Tahun (Rp.) | Bulan (Rp.) | ||
Mobil Pick Up | 30.000.000 | 7 | 10.250.000 | 2.821.428,571 | 235.119,05 | |
Total Biaya Penyusutan Kendaraan | 2.821.428,571 | 235.119,05 |
Keterangan | Jumlah | Harga Satuan (Rp.) | Pembebanan (%) | Total (Rp.) |
Biaya Bahan Pembantu | ||||
Kawat Las | 1,070 Kg | 65.000 | 69.000 | |
Gas Argon | 1 Tabung | 250.000 | 250.000 | |
Skrup dan Ring | 200 Biji | 1.000 | 200.000 | |
Total Biaya Bahan Pembantu | 519.000 | |||
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung | ||||
Pimpinan | 1 Karyawan | 3.500.000 | 46 % | 1.610.000 |
Administrasi | 1.350.000 | 46 % | 621.000 | |
Total Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung | 2.231.000 | |||
Biaya Lain-lain | ||||
Biaya Telepon | 1 bulan | 100.000 | 46 % | 46.000 |
Biaya Internet | 1 bulan | 49.000 | 46 % | 22.540 |
Biaya Listrik | 1 bulan | 250.000 | 46 % | 115.000 |
Biaya Angkut | – | 100.000 | 100.000 | |
Biaya Pemasangan | 4 orang | 75.000 | 300.000 | |
Biaya Makan | 4 orang | 10.000 | 40.000 | |
Total Biaya Lain-lain | 623.540 | |||
Biaya Penyusutan | ||||
Biaya Penyusutan Mesin | 1 bulan | 74.479,17 | 46 % | 34.260,42 |
Biaya Penyusutan Kendaraan | 1 bulan | 235.119,05 | 46 % | 34.260,42 |
Total Biaya Penyusutan | 142.415,18 | |||
Total Biaya Overhead Pabrik | 2.915.955,18 |
Dasarnya yang dipakai untuk
membebankan overhead pabrik adalah atas dasar total biaya bahan baku
pintu lipat pada bulan oktober 2013 sehingga didapat besarnya tarif BOP
sebagai berikut:
Berdasarkan tarif BOP tersebut seharusnya untuk pintu lipat yaitu:
Perkiraan BOP = Tarif BOP x Proporsi x Biaya Bahan Baku
= 9,20% x 46% x 31.690.000
= 1. 341.120,8
Selisih BOP = Perkiraan BOP – BOP sesungguhnya
= 1. 341.120,8 – 3.786.008,68
= (2.444.887,88)
Hasil
selisih BOP diatas adalah selisih yang merugikan karena nilai biaya
perkiraan lebih sedikit dibandingkan dengan BOP yang sesungguhnya.
Langkah selanjutnya adalah menghitung harga pokok produksi menurut harga pokok pesanan untuk pesan pintu lipat ukuran.
Harga Pokok Pesanan Pintu LipatKeterangan | Total harga (Rp.) |
Biaya Bahan Baku | 31.690.000 |
Biaya Tenaga Kerja | 3.276.000 |
Biaya Overhead Pabrik | 2.915.955.18 |
Total Harga Pokok Pesanan | 38.331.955.18 |
Selisih Biaya Overhead Pabrik | 2.444.887.88 |
Hpp Disesuaikan | 35.887.067,3 |
Laba Yang Diinginkan = Hpp Disesuaikan x Ketetapan LabaDemikianlah pembahasan “Harga Pokok Produksi” Pengertian, Unsur-Unsur dan Contoh Perhitungan. Semoga bermanfaat bagi pembaca, dan bagikan untuk menebar manfaat. Terimakasih.
= 887.067,3 x 20%
= 7.177.413,46
Harga Jual = Hpp Disesuaikan + Laba Yang Diinginkan
= 887.067,3 + 7.177.413,
= 46.064.480,76
Sumber : akuntansilengkap.com
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-kpi.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html
0 comments:
Post a Comment