Wednesday, February 9, 2022

Begini Cara Menghitung dan Mencatat Jurnal Transaksi Diskon, Retur Penjualan

struktur modal adalah
Diskon atau potongan harga dengan berbagai variannya adalah salah satu strategi pemasaran yang lumrah dan menjadi andalan hampir semua penjual.
Kalimat-kalimat indah, menggoda, dan menggugah rasa ingin berbelanja bertebaran di mana-mana. Sampai-sampai ada yang gila diskon.
Ini beberapa contohnya.
“Beli dua gratis satu”

“Belanja senilai Rp. 500.ooo gratis voucher belanja senilai Rp.50.000”
“Diskon 50% bila berbelanja pukul 22.00 – 24.00”
“Diskon sesuai usia Anda, diskon sesuai usia pernikahan Anda”
“Cukup bayar Rp. 100.000 Anda bisa menikmati tempat-tempat romantis di dunia”
“Sebelum Anda membeli rumah kami, nikmati fasilitas rumah kami 2 hari secara gratis”
Strategi lain yang juga dijalankan oleh penjual adalah dengan menuliskan beberapa alternatif harga produk dari yang tertinggi sampai terendah, ada juga yang menampilkan harga coret

?
Sering menemui kan?
Misalnya:
Untuk produk ini Anda cukup membayar Rp.

10.000  Rp. 8.000
Tujuan dari strategi itu adalah untuk mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli produk.
Dan ke depan kemungkinan besar akan muncul kreatifitas-kreatifitas baru yang lebih mendobrak penjualan.
Strategi yang begitu masif, umum dan mendominasi dunia perdagangan, namun pengkajian akuntansi tentang potongan harga (diskon), retur penjualan dan garansi kurang mendapatkan porsi yang cukup besar di buku-buku literatur dan kuliah.
Yuk kita mulai mengkaji materi potongan harga, retur (return) penjualan, dan garansi….
Penulis akan langsung membahas tentang perlakuan akuntansi potongan harga dan retur penjualan.
Untuk pengantarnya bisa dicari dari berbagai sumber yaitu buku-buku akuntansi dan bisa melalui mesin penelusur Google.
Namun bila banyak permintaan, penulis akan berusaha membahas dalam artikel tambahan.



01. Potongan Penjualan


Ada dua cara untuk mencatat potongan penjualan :
Cara pertama disebut metode bruto dan cara kedua disebut metode neto.
Dalam metode bruto, potongan penjualan dicatat pada saat uang diterima, sedang dalam metode neto, potongan penjualan yang tidak dimanfaatkan oleh pembeli dicatat pada saat pembeli melakukan pelunasan.
Bagaimana pencatatan jurnal potongan penjualan?
Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi potongan penjulan berikut ini :
PT MCC Sidoarjo adalah penjual komputer dan asesoris komputer berbagai merk.
Harga Pokok Penjualan Komputer Merk A adalah Rp 2.500.000/unit.
Biaya pengiriman ke pelanggan adalah Rp 75.000/unit.
PT MCC Sidoarjo menentukan besar keuntungan sebesar 20%, sehingga harga bersih penjualan adalah
= (Rp 2.500.000+75.000) + (20% x (Rp2.500.000+75.000) = Rp 3.090.000.
Pada tanggal 01 Desember 2015, PT MCC Sidoarjo menjual 3 unit komputer Merk A kepada ILC Sidoarjo dengan harga Rp 3.090.000/unit dengan syarat pembayarannya 2/10;N/30, artinya:
  • ILC Sidoarjo akan memperoleh diskon penjualan sebesar 2% jika melakukan pembayaran 10 hari setelah barang diterima atau sebelumnya (02 s/d 10 Desember 2015).
  • Bila pembayaran dilakukan sesudah 10 hari, maka potongan penjualan tidak berlaku lagi.
    Pelunasan paling lambat 30 hari setelah penyerahan barang (30 Desember 2015).
Transaksi penjualan pada tanggal 01 Desember 2015 dicatat dengan jurnal transaksi berikut ini:

A. Metode Bruto

01. Contoh  pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dengan syarat 2/10, n/30
 Piutang dagang     Rp. 9.270.000 (Debit)
        Penjualan               Rp. 9.270.000 (Kredit)
Keterangan:
Penjualan = Rp 3.090.000 x 3 = Rp. 9.270.000
02. Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan dalam jangka waktu potongan
 Kas                                   Rp. 9.084.600
 Potongan penjualan        Rp.    185.400
     Piutang Dagang                       Rp. 9.270.000
Keterangan:
  • Potongan Penjualan = 2% x Rp. 9.270.000
  • Potongan penjualan merupakan faktor pengurang penjualan.
03. Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan sesudah lewat waktu potongan
Kas                Rp. 9.270.000
    Piutang Dagang         Rp. 9.270.000

B. Metode Neto

1. Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dengan syarat 2/10, n/30
Piutang dagang    Rp. 9.084.600
     Penjualan               Rp. 9.084.600
2. Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan dalam jangka waktu potongan
Kas                   Rp. 9.084.600
   Piutang                  Rp. 9.084.600
Keterangan:
  • Potongan Penjualan = 2% x Rp. 9.270.000
  • Potongan penjualan merupakan faktor pengurang penjualan.
3. Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan sesudah lewat waktu potongan
Kas                             Rp. 9.270.000
   Piutang                                                 Rp. 9.084.600
  Potongan penjualan tidak diambil        Rp.    185.400
Bila digunakan metode bruto, prinsip akuntansi yang lazim yang menghendaki pencantuman piutang sebesar jumlah yang akan dapat ditagih akan mengakibatkan perlunya ditaksir potongan penjualan yang akan diberikan pada tanggal neraca.
Agar dapat diketahui jumlah yang diharapkan dapat ditagih seharusnya potongan-potongan tersebut juga dikurangkan pada piutang dalam neraca.
Misalnya syarat penjualan barang memberikan potongan tunai kepada pembeli yang membayar sebelum jangka waktu tertentu, maka pada akhir periode harus dihitung jumlah potongan yang akan terjadi.
Potongan penjualan ini dibebankan pada periode tersebut sehingga dapat dibebankan semua biaya yang terjadi pada pada penghasilan yang diperoleh.
Pencatatan potongan penjualan yang diharapkan akan terjadi, dibebankan ke rekening potongan penjualan dan kreditnya rekening cadangan potongan penjualan.
Pada awal periode berikutnya dibuat jurnal penyesuaian kembali agar potongan-potongan penjualan yang diberikan dapat dicatat dengan cara yang biasa.
Misalnya PT MCC Sidoarjo , sebuah lembaga penyelenggara kursus & training menjual barang-barangnya dengan syarat 2/10, n/30. Pada tanggal 31 Desember 2015 saldo rekening piutang sebesar Rp. 10.000.000,- .
Setelah dirinci lebih lanjut ternyata piutang sebesar Rp 3.500.000 timbulnya belum lebih dari 10 hari atau masih dalam periode potongan.
Perhitungan cadangan potongan penjualan tanggal 31 Desember 2015 dilakukan sebagai berikut :
Rp. 3.500.000 x 2% = Rp. 70.000,-
Contoh pencatatan jurnal transaksi adalah:
Potongan Penjualan       Rp. 70.000
     Cadangan Potongan Penjualan   Rp. 70.000
Rekening Cadangan Potongan Penjualan dalam neraca dikurangkan pada piutang bersama-sama dengan cadangan kerugian piutang.
Pada awal tahun berikutnya, yaitu tanggal 2 Januari 2016 dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai berikut :
 Cadangan potongan penjualan   Rp. 70.000
       Potongan Penjualan                       Rp. 70.000
Prosedur cadangan yang sama seperti di atas dapat juga dibuat untuk kemungkinan terhadap barang-barang rusak yang dikembalikan oleh pembeli.

02. Retur penjualan (Sales Return)

jenis laporan keuangan perusahaan
Setiap perusahaan menyadari bahwa dalam transaksi penjualan akan selalu ada kemungkinan barang kembali (return).
Tidak mungkin kan penjual memaksa pembeli agar barang cacat (defect) atau tidak sesuai dengan spesifikasi pesanan.
Bila retur penjualan ini sering terjadi maka untuk mengantisipasi kemungkinan itu penjual akan membuat rekening Cadangan Retur Penjualan.
Besarnya cadangan ditentukan dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan penjualan, sedangkan besarnya persentase ditentukan berdasarkan pengalaman penjual pada periode-periode sebelumnya.
Retur penjualan akan masuk ke laporan pendapatan sebagai faktor pengurang penjualan.
Sedangkan Saldo rekening Cadangan Retur Penjualan dicantumkan dalam neraca mengurangi piutang.

A. Bagaimana cara pencatatan jurnal retur penjualan?

Perhatikan contoh penatatan jurnal transaksi berikut ini:
Pada tahun 2015 PT MCC Sidoarjo menjual barang sebesar Rp. 200.000.000. Pembeli bisa mengembalikan barang yang dibelinya paling lambat 30 hari sesudah pembelian.
Penjualan yang terjadi pada bulan Desember 2015 adalah sebesar 10% dari Rp. 200.000.000.
Sehingga pada tanggal 31 Desember 2015 masih dalam periode waktu barang bisa dikembalikan.
Pengalaman penjual pada periode-periode yang lalu memperlihatkan bahwa nilai penjualan yang dikembalikan oleh pembeli adalah sebesar 10%.
Produk yang dikembalikan dapat dijual lagi sebesar 75% dari harga jual semula.
PT MCC Sidoarjo menjual produk dengan laba bruto sebesar 20% dari harga jual.
Jurnal yang dibuat oleh PT MCC Sidoarjo untuk mencatat transaksi penjualan dan jurnal penyesuain-nya sebagai berikut :

2015: Mencatat penjualan

  Piutang dagang              Rp. 200.000.000
      Penjualan                                               Rp. 200.000.000
  Harga Pokok Penjualan   Rp.160.000.000
         Persediaan Barang                               Rp. 160.000.000

31 Desember 2015: Perhitungan Penyesuaian

  • Penjualan dengan hak retur = 10% x Rp. 200.000.000 = Rp. 20.000.000
  • Taksiran Retur = 10% x Rp. 20.000.000 = Rp 2.000.000
  • Harga pokok penjualan = 80% x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.600.000
  • Harga jual kembali = 75% x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.500.000

 

B. Pencatatan jurnal penyesuaian dan jurnal retur penjualan

  Retur penjualan                Rp. 2.000.000
      Cadangan Retur Penjualan                    Rp. 2.000.000
Persediaan barang retur (taksiran) Rp. 1.500.000
Rugi dari retur penjualan                Rp.    100.000
          Harga Pokok Penjualan                                Rp.1.600.000

Seperti telah disebutkan bahwa saldo rekening cadangan retur penjualan dicantumkan dalam neraca mengurangi saldo piutang.
Apabila dalam awal tahun 2016 seorang pembeli mengembalikan barang yang dibelinya seharga Rp 800.000, maka jurnal yang dibuat oleh PT MCC Sidoarjo adalah sebagai berikut :
Cadangan Retur Penjualan          Rp. 800.000
       Piutang Dagang                                                Rp. 800.000
Dari jurnal di atas dapat dilihat bahwa bila retur penjualan benar-benar terjadi, maka rekening cadangan retur penjualan akan dihapuskan dengan meng-kredit rekening piutang dagang.

03. Kesimpulan

Demikian pembahasan tentang pencatatan jurnal retur penjualan dan jurnal potongan penjualan.

Sumber : manajemenkeuangan.net
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id

0 comments:

Post a Comment