Kegiatan bisnis perusahaan dagang adalah membeli barang persediaan untuk dijual kembali kepada pelanggan. Dalam salah satu fundamental akuntansi, jelas perusahaan dagang membutuhkan penjurnalan yang tepat untuk setiap transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan.
Ditinjau dari metode pencatatan pembelian dan penjualan persediaan, terdapat dua metode yaitu metode periodik dan perpetual. Namun, dewasa ini sebagian besar perusahaan-perusahaan dagang menggunakan metode perpetual. Dalam metode perpetual, setiap pembelian langsung didebit pada akun persediaan dan setiap penjualan dikredit pada akun persediaan.
Hal ini penting untuk mencari nilai HPP (Harga Pokok Penjualan) dan total pendapatan bersih. Untuk memahami lebih lanjut, berikut ringkasan tujuh poin mengenai segala pencatatan jurnal pembelian dan penjualan:
1. Ketika perusahaan membeli suatu persediaan, akun persediaan didebitkan dan akun kas atau utang usaha dikreditkan.
Contoh: Perusahaan Maju Abadi membeli persediaan seharga Rp5.000.000 dengan termin pembayaran 2/10, n/30. Maka pencatatan jurnalnya adalah:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
8 Nov |
Persediaan |
Rp5.000.000 |
|
|
Utang Usaha |
|
Rp5.000.000 |
2. Jika ada beberapa persediaan terkait teridentifikasi rusak, maka perusahaan bisa mengembalikan pembelian persediaan tersebut dengan jurnal:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
8 Nov |
Utang Usaha |
Rp2.300.000 |
|
|
Persediaan |
|
Rp2.300.000 |
3. Jika perusahaan ingin melunasi utang pembelian persediaan, perlu diingat akan adanya termin pembayaran ketika sifat transaksinya berupa kredit (contoh: 2/10, n/30).
Maksud dari termin 2/10, n/30 itu adalah ketika pelunasan dilakukan dalam kurun waktu sepuluh hari, maka pembeli akan mendapatkan diskon 2%. Jika pelunasan dalam kurun waktu tiga puluh hari, maka pembeli tidak mendapatkan diskon. Jika lebih dari tiga puluh hari, maka pembeli akan dikenakan denda keterlambatan pelunasan.
Katakanlah perusahan Sejahtera Abadi melunasi pembelian kredit persediaan pada poin satu di atas. Karena ada pengembalian persediaan (poin dua), maka sisa yang harus dilunasi adalah Rp2.700.000. Karena perusahaan Sejahtera Abadi melunasi di hari kesembilan, maka nilai sisa pelunasan dikenai diskon 2% (Rp2.700.000 x 2% = Rp54.000). Nilai diskon tersebut dikurangkan (dikreditkan) pada akun persediaan. Berikut pencatatan jurnalnya:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
10 Nov |
Utang Usaha |
Rp2.700.000 |
|
|
Kas |
|
Rp2.646.000 |
|
Persediaan |
|
Rp54.000 |
4. Ketika terdapat biaya angkut pembelian yang harus dibayar, maka biaya tersebut dibebankan (didebit) pada akun persediaan. Jurnalnya adalah:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
10 Nov |
Persediaan |
Rp500.000 |
|
|
Kas |
|
Rp500.000 |
5. Ketika perusahaan menjual persediaan, maka terdapat dua pencatatan jurnal. Jurnal pertama adalah pendebitan kas atau piutang usaha (jika transaksi kredit) dan pengkreditan akun penjualan.
Jurnal kedua adalah pendebitan akun HPP dan pengkreditan akun persediaan. Karena perusahaan berorientasi terhadap profit atau laba, nilai penjualan selalu lebih besar dari nilai HPP-nya. Sebagai contoh, perusahaan Sejahtera Abadi menjual barang secara kredit dengan total penjualan Rp3.000.000. Sedangkan nilai HPP dari barang terjual adalah Rp2.500.000. Implikasinya, perusahaan mengambil laba Rp500.000. Berikut pencatatan jurnalnya:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
12 Nov |
Piutang usaha |
Rp3.000.000 |
|
|
Penjualan |
|
Rp3.000.000 |
12 Nov |
HPP |
Rp2.500.000 |
|
|
Persediaan |
|
Rp2.500.000 |
6. Sama dengan poin tiga, ketika perusahaan Maju Sejahtera menjual secara kredit dengan katakanlah termin 2/10, n/30, maka perusahaan akan memberikan diskon kepada pelanggan yang melunasi pembayaran dalam kurun waktu sepuluh hari.
Sebagai contoh, masih terkait dengan transaksi pada poin kelima, pelanggan melunasi piutang pada hari kedelapan. Perusahaan memberikan diskon kepada pelanggan sebesar Rp60.000 (Rp3.000.000 x 2%). Berikut pencatatan jurnalnya:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
14 Nov |
Kas |
Rp2.940.000 |
|
|
Diskon penjualan |
|
Rp60.000 |
|
Piutang usaha |
|
Rp3.000.000 |
7. Jika pelanggan mengembalikan barang yang dibeli karena terdapat kerusakan dan tidak bisa dijual kembali, maka jurnal retur penjualan bagi perusahaan Sejahtera Bersama adalah:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
15 Nov |
Retur Penjualan |
Rp1.000.000 |
|
|
Kas |
|
Rp1.000.000 |
Sebagai tambahan, jika barang yang dikembalikan bukan barang rusak, yang berarti masih bisa dijual kembali, maka pencatatan jurnal tambahannya adalah:
Tanggal |
Akun |
Debit |
Kredit |
18 Nov |
Persediaan |
Rp1.000.000 |
|
|
HPP |
|
Rp1.000.000 |
Itulah ringkasan tujuh poin terkait pencatatan jurnal pembelian dan penjualan pada perusahaan dagang.
Sumber : jurnal.id
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id
0 comments:
Post a Comment